Ini 4 Serangan Cyber yang Paling Disukai Hacker

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Perkembangan teknologi digital bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi memberikan keuntungan karena banyak memberikan kemudahan. Namun di sisi lain, teknologi bisa membawa dampak negatif jika dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan, seperti serangan cyber.

“Seluruh aspek kehidupan kita itu sekarang sudah diserahkan ke sesuatu ‘yang tidak kelihatan’ yakni digital,” kata Surung Sinamo, Country Director Palo Alto Indonesia, di Palo Alto Office, Kamis (13/07/2017).

Menurutnya, perkembangan teknologi digital memang membawa banyak sekali keuntungan dalam aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah kemudahan. Namun, selain untuk hal baik, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan.

“Contohnya lewat cyber seperti zero-day exploits, mobile & IOT threats, dan lainnya,” jelas Sinamo.

Menurutnya ada empat serangan cyber yang paling sering digunakan para hacker. Di urutan pertama adalah serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang merupakan kegiatan untuk melumpuhkan pelayanan dari satu instansi.

“DDoS yang berpengaruh pada pelayanan dan bahkan revenue,” sebutnya.

Kemudian serangan kedua yang sering terlihat adalah Deface. Serangan ini sendiri mengubah tampilan antarmuka dari website suatu instansi menjadi sebuah tampilan yang biasanya mengandung pesan tertentu.

“Deface bisa mempengaruhi reputasi perusahaan dan juga lagi-lagi berpengaruh ke revenue,” ungkap Surung.

Selanjutnya adalah Ransomware yang seperti kita kenal, menargetkan perseorangan atau instansi untuk meraup keuntungan. Sebut saja WannaCry yang beberapa waktu lalu menyerang beberapa perusahaan bahkan rumah sakit di Indonesia.

Terakhir menurut Surung adalah malware yang di-inject. Menurutnya serangan ini kebanyakan menargetkan perusahaan-perusahaan besar untuk mendapatkan keuntungan di berbagai sisi, salah satunya keuntungan finansial.

Malware yang di-inject menargetkan data atau informasi credentials yang nantinya bisa mereka (hacker) jual di pasar gelap atau ke perusahaan pesaing,” pungkas Surung.

Malware jenis ini pun bisa dimanfaatkan oleh para hacker untuk bisa melakukan phishing ke banyak orang yang untuk menyebarkan malware baru yang juga mematikan. (FHP/HBS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI