Inggris dan Belanda Tuduh Rusia Lakukan Serangan Siber

REKOMENDASI

Telset.id, Jakarta – Inggris dan Balanda menuduh Rusia sedang melakukan serangan siber secara global untuk melemahkan negara-negara demokrasi di Barat. Serangan dunia maya tersebut termasuk pada organisasi pengawas senjata kimia PBB.

Otoritas Belanda mengatakan mereka telah menggagalkan upaya peretasan pada Organisasi Anti Senjata Kimia (OPCW) di Den Haag pada April lalu.

Pada saat itu, organisasi PBB tersebut sedang menyelidiki racun yang digunakan untuk menyerang mantan mata-mata di Inggris dan senjata kimia yang dituding digunakan oleh sekutu sekutu Rusia, yakni Presiden Bashar al-Assad di Suriah.

Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld meminta Rusia untuk menghentikan serangan untuk melemahkan negara-negara demokrasi Barat.

Kepala Badan Intelijen Militer Belanda Mayor Jenderal Onno Eichelsheim mengatakan 4 orang warga negara Rusia tiba di negeri kincir angin itu pada 10 April.

Baca juga: Penjahat Siber Peras Penyuka Video Porno Rp 7,3 Miliar

Komplotan ini kemudian tertangkap dengan barang bukti peralatan mata-mata di sebuah hotel yang lokasinya berdampingan dengan markas OPCW.

“4 orang warga Rusia di Belanda ditahan pada 13 April dan diusir ke Rusia. Mereka telah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke laboratorium di Spiez, Swiss yang digunakan oleh OPCW untuk menganalisis sampel. Intelijen militer Rusia aktif di Belanda … di mana banyak markas organisasi internasional,” kata Onno, seperti dilansir channelnewsasia.com, Kamis (4/10/2018).

Sebelumnya Pusat Keamanan Cyber ​​Nasional Inggris (NCSC) merilis data yang menyebutkan bahwa badan intelijen militer Rusia (GRU) merupakan penyerang siber yang menggunakan jaringan peretas untuk menabur perpecahan di seluruh dunia.

GRU disinyalir menjadi dalang di balik serangan BadRabbit dan World Anti-Doping Agency pada 2017, peretasan Komite Nasional Demokrat AS (DNC) pada 2016 dan pencurian e-mail stasiun TV di Inggris pada 2015.

Baca juga: Awas! Serangan Siber Masuk dari Perangkat IoT

“Tindakan GRU itu sembrono dan tidak pandang bulu; mereka mencoba melemahkan dan mencampuri pemilihan di negara lain. Pesan kami dengan sekutu jelas; kami akan mengekspos dan menanggapi langkah GRU untuk merusak stabilitas internasional,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt.

Sementara itu, pemerintah Moskow membantah tuduhan Belanda dan Inggris tersebut dengan menyebut hal itu merupakan imajinasi tinggi seseorang.

Tuduhan itu dinilai akan memperdalam isolasi Moskow dan memperburuk hubungan diplomatiknya dengan Barat, karena Rusia juga terkena sanksi Amerika Serikat dan Eropa atas tindakannya di Ukraina. [WS/HBS]

Sumber: Channelnewsasia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI