Indonesia Siap Jadi Pusat Data Digital Asia Pasifik, Nilai Pasar Tembus Rp 60 Triliun

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Jika Anda mengira Singapura atau Hong Kong masih menjadi primadona investasi pusat data di Asia, ada baiknya melihat lebih dekat ke Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdig) memproyeksikan nilai pasar pusat data dalam negeri akan melonjak dari US$2,39 miliar (Rp38 triliun) menjadi US$3,79 miliar (Rp60 triliun) pada 2030. Angka fantastis ini bukan sekadar wacana, melainkan didorong oleh posisi strategis Indonesia sebagai “pintu gerbang ekonomi digital Asia Pasifik”.

Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Digital Kemkomdig Mira Tayyiba mengungkapkan, Indonesia kini berada di lintasan strategis untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi digital regional. “Kami bukan hanya menawarkan pasar besar, tapi ekosistem digital terintegrasi yang siap mendukung setiap investasi yang masuk,” tegas Mira dalam paparan resmi di Jakarta, Kamis (13/6/2025).

Geopolitik Digital: Keunggulan Lokasi Indonesia

Indonesia memiliki keunggulan geografis yang sulit ditandingi: terletak di jalur utama konektivitas global dengan 17 kabel laut internasional yang sudah terpasang. Fakta ini diperkuat oleh proyek investasi Rp27 triliun dari Microsoft untuk membangun pusat data dan infrastruktur AI di Tanah Air.

Mira menjelaskan, “Dengan 212 juta pengguna internet dan pertumbuhan ekonomi digital yang mencapai US$90 miliar tahun ini, kami menawarkan paket komplit: pasar besar, infrastruktur memadai, dan sumber daya manusia kompeten.” Nilai gross merchandise value (GMV) diproyeksikan mencapai US$130 miliar pada 2025, menempatkan Indonesia di posisi ketiga terbesar di Asia Tenggara.

Energi Hijau dan Daya Saing Global

Isu keberlanjutan menjadi pertimbangan utama investor pusat data. Di sinilah Indonesia unik: memiliki 40% cadangan panas bumi dunia dan potensi tenaga surya mencapai 207,8 GW. “Kami tak hanya menjual ruang server, tapi solusi pusat data hijau berbiaya kompetitif,” ujar Mira.

Investasi di sektor ini juga berdampak sistemik. Setiap US$1 miliar investasi pusat data diperkirakan menciptakan 1.300 lapangan kerja langsung dan 6.700 pekerjaan tidak langsung. “Inilah mengapa kami serius membangun ekosistem, termasuk melalui proyek interoperabilitas data kesehatan sebagai fondasi ekonomi digital,” tambahnya.

Dengan strategi ini, Indonesia tak sekadar mengejar investasi asing, tapi memastikan setiap dolar yang masuk berkontribusi pada peningkatan daya saing global. Seperti analisis peluang emas untuk Apple, momentum transformasi digital Indonesia sedang mencapai titik kritisnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI