Telset.id, Jakarta – Belum lama ini, Qualcomm merilis chipset mobile flagship terbarunya, Snapdragon 845. Beberapa tahun terakhir ini, bisa dikatakan Qualcomm sudah menguasai pangsa pasar mobile processor, terutama prosesor untuk flagship smartphone. Kebanyakan brand smartphone global yang memiliki flagship smartphone, akan menggunakan prosesor flagship terbaru dari Qualcomm yang diperbaharui setiap tahun.
Walau sudah diperkenalkan sejak Desember 2017 lalu, kita masih mengira-ngira seberapa hebat peningkatan kemampuan chipset baru Snapdragon 845, baik dibandingkan dengan chipset Snapdragon sebelumnya, atau chipset dari brand lain, karena belum melihat prosesor ini digunakan pada smartphone komersial. Mungkin kita sempat melihat beberapa bocoran hasil uji prosesor ini, tetapi hanya dalam informasi yang terbatas.
Dalam waktu dekat, di ajang Mobile World Congress 2018 akhir Februari ini, kita akan melihat banyak brand smartphone yang mengumumkan smartphone terbarunya yang sudah menggunakan chipset Snapdragon 845, seperti Samsung, Sony, Xiaomi, HTC, dan banyak lagi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan smartphone flaghship di tahun 2018 ini sebagian besar akan menggunakan prosesor Snapdragon 845.
[Baca juga: Inikah Smartphone Xiaomi Pertama dengan Snapdragon 845?]
Qualcomm saat pertama memperkenalkan Snapdragon 845, mengatakan performanya akan naik sekitar 25-30% dibanding Snapdragon 835 pendahulunya. Peningkatan yang cukup signifikan.
Untuk membuktikannya, pada pekan lalu, kami dan beberapa media dari belahan dunia, diundang ke markas besar Qualcomm di San Diego, untuk melakukan test sediri langsung, dalam acara bertajuk Snapdragon 845 benchmarking.
Benchmarking, Apa Perlu?
Walau digunakan banyak orang setiap hari, jeroan smartphone sebenarnya hanya benar dimengerti sedikit pengguna saja. Hampir seluruh kemampuan dan fitur smartphone yang hebat-hebat, sebenarnya teknologi di baliknya hasil karya pengembang chipset atau prosesor smartphone.
Untuk lebih mudah bagi banyak orang “mengerti” tentang smartphone, seberapa hebat smartphone yang mereka miliki, akhirnya diperlukan angka-angka untuk mempermudah, dengan angka benchmark. Ketergantungan pada angka-angka, begitu juga pada spesifikasi, sering membuat persepsi yang salah pada benak konsumen, seperti misalnya kamera dengan megapixel lebih besar lebih bagus hasilnya, RAM lebih besar akan lebih cepat, dan lain sebagainya.
Begitupula dengan angka-angka benchmark, sebenarnya hanya menjelaskan sediki bagian saja dari smartphone. Tetapi angka-angka ini seringkali bisa menjadi alat marketing yang bagus, makanya sampai saat ini kita masih akan menemukan ada saja brand yang melakukan cheating, ketika tahu aplikasi benchmark sedang dijalankan, melakukan berbagai trik agar perolehan skor benchmark menjadi tinggi.
SoC (System on Chip) atau yang kita kenal dengan prosesor pada smartphone, bukan sekedar chip CPU untuk proses matematis saja seperti yang utama diukur dalam benchmark. Banyak bagian dari SoC modern sekarang, seperti Snapdragon 845 yang tidak ada aplikasi pengukurnya.
Misalnya bagaimana kita mengukur kemampuan AI atau artificial intelligence, bagaimana mengukur hasil pengolahan ISP dan DSP pada foto, bagaimana mengukur performa saat menjalankan VR (virtual reality), bagaimana kualitas hasil suaranya, penggunaan daya, keamanan data, dan lain sebagainya.
Benchmarking, Tidak Semudah yang Dikira
Walau sepertinya melakukan benchmark pada smartphone terlihat mudah, cukup install aplikasi benchmark dan menjalankannya, sebenarnya banyak aturan benchmark yang harus dipahami untuk mendapatkan hasil benchmark yang sesuai atau optimal dengan kemampuan smartphone.
Misalnya ada benchmark yang sebaiknya dilakukan dengan memastikan tidak ada aplikasi lain yang sedang berjalan di belakang. Smartphone harus dalam keadaan idle dengan suhu standar. Benchmark tidak bisa dilakukan hanya satu kali, perlu beberapa kali dan mengambil nilai rata-rata, atau malah pencapaian tertingginya sesuai kondisi saat benchmark.
Setiap pengulangan benchmark, membutuhkan waktu idle yang cukup. Ada benchmark yang juga membutuhkan kalibrasi, misal kecerahan layar dengan alat bantu khusus, untuk mendapat hasil yang akurat dan bisa dibandingkan. Ada juga benchmark yang harus menggunakan OS Android tertentu.
Para pelaku benchmark yang tidak mengetahui hal ini, membuat hasil benchmark fluktuatif, dan tidak bisa dijadikan standar. Makanya kita sering menemukan angka benchmark yang lebih cepat atau bahkan lebih lambat cukup jauh dari hasil benchmark rata-rata yang di-publish pada website pembuat aplikasi benchmark.
Hal penting lain saat melakukan benchmark, kita tahu apa yang ingin diukur, dan bagaimana membaca hasilnya. Seringkali kita memiliki banyak data benchmark dari berbagai smartphone dan ingin membandingkannya. Sayangnya angka perbandingan ini bisa jadi tidak tepat lagi karena berbagai hal.
Misalnya aplikasi benchmark-nya sendiri sudah mengalami update dan berbeda cara perhitungan dengan benchmark yang lama, atau chipset yang baru memiliki teknologi baru yang tidak akan tampak hasilnya dengan benchmark lama.
Jadi ada baiknya kita memandang dan membaca hasil benchmark ini bukan sebagai acuan pasti. Pengguna yang sempat mencoba berbagai smartphone, akan merasakan, walau sepertinya secara spesifikasi sama, bisa jadi smartphone A lebih baik performanya dari smartphone B, karena masih ada faktor lain penentunya, misalnya OS dan UI. Terkadang juga saat benchmark dilakukan, masih ada bug dalam OS yang digunakan, sehingga ketika lain kali diulang, hasilnya bisa berbeda signifikan.
Seringkali angka skor tinggi, tidak juga berarti smartphone akan berjalan dengan lancar, kita tidak bisa langsung mengambil kesimpulan segera baik atau buruk kinerjanya, karena bisa jadi ada faktor lain, seperti aplikasi yang belum dioptimalkan mendukung tipe chipset grafis yang baru.
Tetapi bagaimanapun benchmark ini jika dilakukan dengan baik dan benar, bisa memberikan sedikit gambaran tentang kinerja smartphone atau kemampuan chipset yang baru, asal ujinya dilakukan lebih menyeluruh, meng-cover banyak aspek, dari kinerja CPU, GPU, Memory, dan lain sebagainya.
[Baca juga: Gaharnya Spesifikasi Chipset Snapdragon 845]
Membandingkan hasil benchmark tidak bisa hanya menggunakan perasaan dan istilah yang sering kita dengar dari pengguna atau reviewer dengan sekedar mengatakan lag, tidak lag, smooth, tanpa data sama sekali.
Mari kita melihat ujicoba langsung benchmark pada Snapdragon 845, sehingga kita nantinya mendapat gambaran sebagus apa smartphone flaghship di tahun 2018 ini kinerjanya.
Test ini menggunakan smartphone yang bisa dikatakan prototype dari Qualcomm sendiri, atau sering disebut reference phone, bukan menggunakan smartphone komersial yang ada dipasaran nanti. Tetapi kira-kira hasilnya tidak akan jauh berbeda dengan beberapa device yang akan menggunakan Snapdragon 845.
Hasil Tes Benchmarking Snapdragon 845