Telset.id, Jakarta – Para ilmuwan di UC San Diego dan laboratorium Brookhaven di New York, Amerika Serikat, telah menemukan superkonduktif ekstraterestrial dalam meteorit setelah menganalisis 15 komet dan asteroid.
Seperti dilansir New York Post, para peneliti menemukan dua meteorit dengan butiran superkonduktif berjuluk “Mundrabilla” dan “GRA 95205.” Baru kali ini ada butiran superkonduktif ekstraterestrial diidentifikasi.
Dikutip Telset.id, Jumat (27/03/2020), meteorit memiliki berbagai “fase material” dari kondisi tertua tata surya. Bahan superkonduktif ekstraterestrial yang terjadi secara alami dijelaskan oleh peneliti sebagai sesuatu yang tidak biasa.
{Baca juga: Komet Antar Bintang Borisov Diperdiksi Segera Pecah}
Meski demikian, menurut penjelasan para peneliti, fenomena yang terjadi secara alami tetaplah signifikan. Alasannya, bahan dari meteorit itu dapat menjadi superkonduktor di lingkungan luar Bumi.
Mereka mencirikan fase material meteorit sebagai paduan timah, timah dan indium, yang merupakan logam non-alkali terlembut. Temuan ini dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang sejumlah lingkungan astronomi.
“Partikel superkonduktor di lingkungan dingin dapat memengaruhi pembentukan, bentuk, dan asal usul medan magnet, efek dinamo, serta gerakan partikel bermuatan,” jelas para peneliti dalam makalah yang diterbitkan.
{Baca juga: NASA Rilis Foto Cantik dari Pusat Galaksi Bima Sakti}
Sebagian kecil asteroid atau komet juga dikenal sebagai meteoroid. Ketika memasuki atmosfer Bumi, ia menjadi meteor atau bola api atau bintang jatuh. Potongan-potongan batu yang menghantam tanah adalah meteorit.
Pada 2017 lalu, sebuah meteor menjadi berita utama ketika melintas di langit di Michigan. Bola api menyala membuat para pemburu meteorit berebut untuk menemukan pecahan batu ruang angkasa yang langka tersebut. (SN/MF)
