Telset.id, Jakarta – Para peneliti menciptakan baterai lithium-ion yang diklaim tidak mudah terbakar. Mereka mengombinasikan bagian perekat silica ke dalam elektrolit sehingga meminimalisasi benturan elektroda.
Umumnya, baterai lithium-ion berbekal sel dengan dua elektroda yang dipisahkan oleh bagian plastik tipis. Jika bagian itu gagal memisahkan elektroda sehingga bersentuhan, elektrolit liquid di sel akan mudah terbakar.
Karenanya, para peneliti mengombinasikan bagian perekat silika ke dalam elektrolit sehingga memungkinkan likuid menjadi padat saat berbenturan. Potensi sentuhan elektroda yang mengakibatkan baterai terbakar jadi minim.
Baca juga: Anti Meledak, Peneliti Ciptakan Baterai dari Air
Seorang peneliti, Gabriel Veith, mengatakan bahwa penelitian tersebut bertujuan untuk menciptakan baterai lithium-ion yang tetap bisa berfungsi, bahkan saat beberapa bagiannya rusak akibat peristiwa benturan.
Menurut Business Standard, Jumat (24/8/2018), teknologi itu berguna untuk menjaga keamanan ponsel dari kemungkinan ledakan. Bahkan, teknologi serupa akan diaplikasikan untuk baterai di drone alias pesawat tanpa awak.
Belum lama ini, para ilmuwan Amerika Serikat juga berhasil membuat baterai kertas biodegradable. Inovasi mereka diklaim akan membantu mengurangi penumpukan ribuan ton baterai di tempat pembuangan akhir sampah.
Baterai kertas bikinan para ilmuwan dari Binghampton University dan State University of New York tersebut bisa diuraikan lagi secara mudah oleh mikroorganisme tanah secara alami menjadi senyawa ramah lingkungan.
Baca juga: Canggih! Ilmuwan Berhasil Ciptakan Baterai dari Kertas
Desain baterai kertas buatan para ilmuwan diklaim lebih efisien. Bahannya campuran kertas dan polimer rekayasa. Polimer merupakan kunci untuk membuat baterai biodegradable karena bisa diurai secara cepat dalam air. [SN/HBS]
Sumber: Business Standard