Telset.id, Jakarta – Peluang pasar smartphone di Indonesia masih terbuka lebar. Terutama adalah smartphone papan atas, level premium peluangnya masih sangat menjanjikan.
Meski pengguna smartphone level premium tidak sebanyak smartphone low end. Namun, konsumen Indonesia menginginkan produk yang lebih berkualitas yang hanya dapat dipenuhi oleh smartphone level premium dibandingkan low end.
Presiden Direktur HiCore Mobile, Herman Zhou mengatakan, pasar smartphone premium walaupun tidak terlalu besar, tetapi tetap menjanjikan karena konsumen sekarang lebih jeli dalam memilih produk. Produk yang berkualitas baik dan teknologi yang terkini menjadi pilihan. Untuk itu, HiCore akan menjual produk yang setara dengan global brand walaupun kami masih pemain baru di segmen ini.”
Untuk itulah pihaknya, memperkenalkan HiCore sebagai smartphone premium kepada konsumen di Indonesia. “HiCore menjadi alternatif bagi konsumen, untuk mendapatkan smartphone berkualitas, ditengah maraknya brand smartphone lainnya,” ujar Herman Zhou menambahkan.
“Untuk tahap awal, kami baru meluncurkan produk 3G, yakni Play Z5 dan Lens DC1, berikutnya kami merencanakan untuk meluncurkan produk 4G,” jelas Herman.
Sejak produknya pertama kali keluar, pada pertengahan 2016, permintaan konsumen terus meningkat. Hal tersebut membuat Herman Zhou optimis, produk yang ditawarkan diterima konsumen smartphone di Indonesia. HiCore mampu bersaing dengan smartphone papan atas lainnya.
Bagi Herman, berbisnis ponsel bukanlah hal baru. Sejak awal ia memang menjadi principal ponsel dengan mengembangkan merek sendiri. “Rata-rata pemain di industri ponsel di Indonesia, berawal dari distributor, baru kemudian naik kelas jadi pemilik merek,” jelas Herman.
Sementara dirinya, sama sekali tidak memiliki pengalaman jadi distributor, namun langsung memiliki brand smartphone sendiri. Ia membangun jaringan distributor sendiri. Herman langsung melejit menjadi pemain di industri smartphone yang diperhitungkan. Sukses yang ia raih bukanlah terjadi begitu saja, namun melalui perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan.
Untuk membangun brand bukanlah perkara mudah. Apalagi brand smartphone, yang persaingannya sangat ketat. Ketika ia memperkenalkan HiCore kepada konsumen, langkah awal yang dilakukan Herman adalah mengumpulkan distributor dan pemilik toko seluruh Indonesia.
”Kebetulan kita sudah memiliki jaringan penjualan di seluruh Indonesia, jadi lebih mudah,” jelasnya. Mereka dikumpulkan untuk diberikan penjelasan sekaligus gathering di kepulauan seribu. “Kita perkenalkan produk HiCore, sekaligus meminta masukan dari temen-temen toko,“ tutur Herman. Dalam acara tersebut Herman juga menawakan kepada toko-toko agar mau menjual produk, dengan margin keuntungan yang menggiurkan.
Untuk promosi, Herman lebih memilih promosi langsung ke lapangan dengan memasang banner dan neon box di toko-toko penjual smartphone. Cara tersebut dinilai lebih efektif, karena langsung terlihat oleh para calon konsumen.
“Branding di toko jauh lebih efektif, karena langsung terlihat oleh konsumen,” jelasnya. Selain melakukan branding toko, Herman juga menempatkan promotor pada setiap toko yang menjual HiCore. Promotor ini akan membantu konsumen, untuk memberikan pemahaman produk-produk HiCore. Para promotor ini dibekali kemampuan untuk menjelaskan kegunaan produk HiCore kepada konsumen yang dapat dimaksimalkan dalam kegiatan kesehariannya.
Biaya yang dikeluarkan untuk membangun brand memang tidak sedikit. Ia mengalokasikan sekitar 30 persen dari total investasi HiCore untuk membangun brand. Sisanya untuk membangun pabrik, produk dan juga after sales. Dari hasil promosi yang ia lakukan, brand HiCore kini sudah mulai dikenal konsumen, sebagai brand premium.
Tidak banyak para pemain di industri smartphone nasional yang bermain di brand premium. Mereka umumnya menjadi brand level midle-low, lantaran tidak mau bersaing dengan merek-merek global. Namun melihat kesuksesan yang diraih HiCore, para pemain merek nasional lain juga sudah ancang-ancang juga untuk membuat brand premium. Dan HiCore menjadi pelopor dalam membuat brand premium di Indonesia. (MS)