Telset.id, Jakarta – Miniatur hati manusia buatan berhasil ditanam di laboratorium oleh para ilmuwan ditransplantasi jadi tikus. Para peneliti berharap, teknik baru itu bisa menggantikan donasi organ.
Menurut New York Post, dikutip Telset.id, Kamis (4/6/2020), sukarelawan manusia menyumbangkan sel-sel kulit, kemudian dikembangkan oleh para peneliti menjadi mini-fungsi yang berfungsi penuh di laboratorium.
Hati sebenarnya membutuhkan waktu hingga dua tahun untuk bisa matang secara alami. Namun demikian, para peneliti berhasil merekayasa hasil serupa hanya dalam waktu tak kurang dari satu bulan.
Penulis senior studi, Dr Alejandro Soto-Gutierrez di Universitas Pittsburgh, mengatakan, melihat organ manusia berukuran kecil dan berwarna coklat seperti hati ada di dalam binatang sangatlah keren.
{Baca juga: Ilmuwan Israel Berhasil Bikin Jantung Buatan, Dicetak 3D}
“Benda mirip dan berfungsi seperti hati ini berasal dari sel kulit manusia. Hati buatan tersebut mensekresi asam empedu dan urea seperti padanan alami,” terang Alejandro dalam sebuah pernyataan.
Para peneliti menciptakan hati mini dengan memprogram ulang sel-sel kulit manusia menjadi berbagai jenis sel induk hati. Mereka menyemai sel-sel hati manusia menjadi hati tikus yang telah dilucuti.
Sebagai tes terakhir, para peneliti mentransplantasikan hati mini buatan menjadi lima tikus, yang telah dikembangbiakkan secara khusus. Empat hari setelah transplantasi, diselidiki bagaimana nasib organ itu.
Tim peneliti optimistis bahwa penelitian kali ini bukan hanya batu loncatan menuju pertumbuhan organ pengganti di laboratorium. Akan tetapi, penelitian tersebut akan jadi alat yang berguna dalam dirinya sendiri.
Sebelumnya, para peneliti dari Laboratorium Kunci Negara Sel Induk dan Biologi Reproduksi di Beijing berhasil membuat khimaira babi-monyet pertama.
Khimaira adalah organisme yang mencakup sel-sel hidup dari berbagai genotipe. Para peneliti menambahkan sel-sel monyet ke embrio babi.
Para peneliti membiarkan babi betina dewasa membawa embrio-embrio itu ke permukaan, kemudian mengamati anak babi yang dihasilkan. Tim bekerja dengan lebih dari 4.000 embrio.
{Baca juga: Ilmuwan Berhasil Ciptakan “Mutan” dari Hibrida Babi-Monyet}
Semuanya ditanamkan dalam induk babi. Dari ribuan embrio, hanya sepuluh di antaranya yang menghasilkan kehamilan yang dilakukan secara penuh. Penampilan anak-anak babi tidak berubah.
Namun, para ilmuwan mampu mengamati sel-sel monyet, yang dimodifikasi menjadi berpendar agar visibilitasnya mudah. Dari sepuluh anak babi, hanya dua yang benar-benar akhirnya khimaira. [SN/HBS]