Telset.id, Jakarta – Hakim meminta kepada Amerika Serikat (AS) untuk menunda larangan TikTok. Pihak berwenang meminta kepada administrasi Presiden Donald Trump apakah akan menunda tenggat waktu 27 September 2020.
Hakim membuat permintaan tersebut setelah perusahaan induk ByteDance meminta perintah awal untuk menghentikan Trump melarang TikTok nongol di toko aplikasi milik Google dan Apple, Play Store dan App Store.
Hakim meminta kepada pengacara Departemen Kehakiman AS untuk mengajukan argumen singkat terhadap keputusan tersebut atau setuju menunda larangan. TikTok menyebut, ancaman larangan merusak reputasi.
{Baca juga: AS dan China Masih Bertikai Pasca Akuisisi TikTok}
Dikutip Telset.id dari New York Post, hakim mengatakan bahwa persidangan dapat berlangsung dalam waktu lebih lambat jika pemerintah setuju untuk menunda larangan mengunduh TikTok.
Trump memberikan “restu” untuk kesepakatan TikTok, yang akan membuat perusahaan baru berbasis di AS bernama TikTok Global. Namun, Trump tidak setuju kalau ByteDance tetap mengontrol TikTok.
ByteDance telah mengajukan permohonan izin ekspor teknologi dari biro perdagangan kota Beijing. Mereka perlu menutup kesepakatan akuisisi yang bertujuan untuk mencegah AS melarang operasional TikTok.
Jika TikTok dilarang dari toko aplikasi, pengguna masih dapat menggunakannya. Syaratnya, pengguna sudah mengunduh di smartphone. Namun, pengguna tidak akan dapat mengunduh pembaruan software.
{Baca juga: TikTok Mau Dicaplok Oracle, ByteDance Minta Restu China}
Sebelumnya, ByteDance dikabarkan meminta restu kepada pejabat China sebelum menandatangani kesepakatan dengan Oracle dan Walmart terkait TikTok. Perusahaan telah mengajukan permohonan izin ekspor teknologi ke biro perdagangan kota Beijing.
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, ByeDance perlu menutup kesepakatan yang bertujuan mencegah pemerintahan Presiden Donald Trump melarang aplikasi video pendek populer TikTok di Amerika Serikat.
Pangajuan permohonan muncul setelah China merevisi aturan ekspor teknologi pada bulan lalu dengan cara memberi Beijing lebih banyak pengaruh atas proposal apa pun untuk menjual sebagian atau seluruh operasional TikTok ke perusahaan asal AS. [SN/IF]