Telset.id, Jakarta – Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, telah menjadi target hacker Rusia. Upaya peretasan menargetkan staf di SKDKnickerbocker (situs dukungan untuk Joe Biden) yang berbasis di Washington.
Bahkan, menurut New York Post, dikutip Telset.id, Minggu (13/9/2020), sebuah perusahaan strategi kampanye dan komunikasi yang bekerja dengan Joe Biden dan Demokrat selama dua bulan terakhir juga turut menjadi sasaran hacker.
Seseorang yang mengetahui tanggapan SKDK terhadap upaya tersebut mengatakan bahwa hacker gagal mendapatkan akses ke jaringan perusahaan. Mereka mempertahankan dengan baik sehingga tidak ada pelanggaran.
Wakil Ketua SKDKnickerbocker, Hilary Rosen, menolak berkomentar. Seorang juru bicara Biden tidak menanggapi permintaan komentar juga.
{Baca juga: Tegas! Facebook Hapus Iklan Pilpres Donald Trump}
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menepis dengan menyebut tuduhan kalau hacker tersebut berkaitan dengan Rusia Sebagai ” tuduhan tidak masuk akal.”
Moskow telah berulang kali membantah menggunakan peretasan untuk ikut campur dalam pemilihan umum di negara lain. Badan intelijen AS telah memberi peringatan tentang kemungkinan upaya intervensi asing.
Investigasi oleh mantan penasihat khusus, Robert Mueller dan komite intelijen Senat menyimpulkan bahwa afiliasi pemerintah Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden 2016 untuk mencoba membantu Donald Trump.
Mueller memperingatkan bahwa Rusia ikut campur dalam kampanye saat ini. Seorang sumber menyatakan tidak jelas apakah kampanye Joe Biden jadi sasaran atau apakah hacker ingin mengakses akses informasi klien.
Rusia, China, dan Iran juga Berusaha Kacaukan Pilpres AS 2020
Sebelumnya dilaporkan, sekelompok hacker yang terkait dengan militer Rusia yang ketahuan telah ikut campur dalam pemilihan presiden atau pilpres Amerika Serikat (AS) 2016 telah mengubah taktiknya menjelang pemilu November 2020.
Fakta itu diungkapkan oleh Microsoft. Raksasa teknologi ini mengatakan bahwa hacker dari China dan Iran juga meningkatkan upaya untuk mendapatkan informasi kata sandi milik orang-orang yang terlibat dalam kampanye Presiden Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden.
Grup hacker Rusia Strontium, termasuk Fancy Bear, dan APT28, meluncurkan serangan pengambilan kredensial terhadap puluhan ribu akun di lebih dari 200 organisasi antara September 2019 dan Juni 2020 lalu.
{Baca juga: Rusia, China, dan Iran Berusaha Kacaukan Pilpres AS 2020}
Menurut entri blog Microsoft Threat Intelligence Center, baru-baru ini mereka menargetkan 6.912 akun milik 28 organisasi pada 19 Agustus 2020 dan 3 September 2020.
Organisasi-organisasi yang berlokasi di AS dan Inggris tersebut secara langsung terlibat dalam pemilihan politik, termasuk pilpres. Para hacker tampaknya meletakkan dasar untuk operasi pengawasan atau penyusupan di masa mendatang.
Beruntung, tak satu pun akun berhasil disusupi. Sebelumnya, Fancy Bear terlibat dalam campur tangan Rusia pada pilpres AS 2016 dengan 12 perwira intelijen militer didakwa meretas email Komite Nasional Demokrat dan Hillary Clinton. (SN/MF)