Telset.id, Jakarta – Sekelompok hacker telah menyerang beberapa website yang berafiliasi dengan Federal Bureau of Investigation (FBI). Mereka mempublikasikan file yag berisi informasi pribadi ribuan polisi dan agen federal yang seharusnya tidak boleh diketahui publik.
Dilansir Telset.id dari Tech Crunch pada Minggu (14/04/2019), peretas menyerang 3 situs yang terkait dengan Asosiasi Akademik Nasional FBI atau (FBINAA). Peretas mengeksploitasi kelemahan server dan mengunduh konten rahasia dari semua server tersebut.
Data tersebut lalu dipublikasikan ke website mereka. Data yang dipublikasikan sangat banyak. Mereka mengungah 4000 catatan unik termasuk nama anggota, alamat email pribadi, jabatan, nomor telepon dan alamat kantor pos anggota.
{Baca juga: Selebriti dan Atlet NBA Jadi Korban Hacker Asal Georgia}
FBINAA sempat bungkam terkait kasus ini. Baru pada sabtu kemarin (13/04/2019) FBINAA mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut.
“Kami percaya kami telah mengidentifikasi tiga situs yang terkena dampak yang telah diretas dan mereka saat ini bekerja untuk memeriksa pelanggaran dengan otoritas keamanan data mereka,” tulis pihak FBINAA.
Media TechCrunch sempat berbicara pada peretas pada Jumat malam (13/04/2019). Pada percakapan tersebut peretas mengaku sebagai komplotan berpengalaman yang telah meretas lebih dari 1000 situs.
Sedangkan soal data anggota FBI ini peretas berniat untuk menjualnya. “Sekarang kami menyusun semua data, dan segera mereka akan dijual. Saya pikir sesuatu yang lain akan diterbitkan dari daftar situs pemerintah yang diretas,” kata Peretas.
{Baca juga: Akun Bukalapak Dibobol Hacker, Ini Tanggapan Kominfo}
Peretas mengaku telah memiliki lebih dari 1 juta data karyawan di beberapa lembaga federal AS dan organisasi layanan publik. Dalam obrolan terenkripsi, peretas juga memberikan bukti situs web yang diretas lainnya, termasuk subdomain milik raksasa produksi Foxconn.
Salah satu tautan yang disediakan tidak memerlukan nama pengguna atau kata sandi tetapi mengungkapkan back-end ke sistem webmail berbasis Lotus yang berisi ribuan catatan karyawan, termasuk alamat email dan nomor telepon. Tampaknya tujuan akhir mereka adalah pengalaman dan uang. [NM/HBS]
Sumber: Tech Crunch