Telset.id, Jakarta – Google secara tegas akan melawan konten deepfakes yang tersebar di platform mereka. Caranya, raksasa pencarian ini merilis database untuk membantu para peneliti dalam mendeteksi video deepfakes.
Dilansir Telset.id dari Asia One, Jumat (27/09/2019), Google merilis set data konten-konten deepfakes yang bisa diakses peneliti. Tujuannya, agar mereka bisa lebih mudah mendeteksi sebuah video apakah masuk dalam kategori telah dimanipulasi atau tidak.
Langkah ini dilakukan di tengah kekhawatiran yang berkembang, yakni deepfakes dapat digunakan untuk menabur perselisihan atau mengganggu kampanye pemilu di Amerika Serikat. Beberapa analis bahkan memperkirakan, konten manipulasi ini dapat digunakan untuk mengganggu pemilu AS 2020 mendatang.
{Baca juga: Facebook dan Microsoft Gelar Lomba Deteksi Deepfake}
“Untuk membuat dataset ini, selama setahun terakhir kami bekerja dengan aktor berbayar dan menyetujui untuk merekam ratusan video,” kata sebuah blog dari Google Research yang diterbitkan oleh Nick Dufour dan peneliti dari Jigsaw, Andrew Gully.
“Menggunakan metode pembuatan deepfakes yang tersedia untuk umum, kami kemudian menciptakan ribuan (yang serupa) dari video ini. Video yang dihasilkan, nyata dan palsu, merupakan kontribusi kami, yang kami ciptakan untuk secara langsung mendukung upaya deteksi deepfake,” tambah mereka.
{Baca juga: Kualitas Deepfakes Ditingkatkan, Video Hoax jadi Sulit Dikenali?}
Direktur riset Jigsaw, Yasmin Green mengatakan, rilis data Google tersebut mewakili kumpulan data publik terbesar dan paling beragam untuk para peneliti. Raksasa pencarian ini memang menyatakan perang terhadap deepfakes. (NM/FHP)
Sumber: Asia One