Telset.id, Jakarta – Google mengumpulkan suara para penderita down syndrome. Google melakukannya untuk mengembangkan teknologi pengenalan suara yang lebih akurat bagi para penderita penyakit kelainan otak tersebut.
Inisiatif bernama Project Understood itu merupakan kolaborasi antara Google dan Canadian Down Syndrome Society.
Diungkapkan Insinyur Google, Jimmy Tobin, pengembangan teknologi ini untuk meningkatkan teknologi pengenalan suara sebelumnya yang cenderung ketinggalan setiap kata ketiga yang diucapkan oleh penderita down syndrome.
{Baca juga: Manusia Ternyata Bisa Hidup Normal dengan Separuh Otak?}
“Ya, teknologi pengenalan suara cenderung ketinggalan setiap kata ketiga yang diucapkan oleh penderita down syndrome sehingga tidak terlalu dapat digunakan,” terangnya, seperti dilansir New York Post.
“Karena pola bicara penderita down syndrome cukup unik, teknologi suara tidak selalu bisa memahaminya. Project Understood memastikan masa depan teknologi suara, termasuk orang-orang dengan down syndrome,” imbuh Tobin.
Dikutip Telset.id, Jumat (06/12/2019), pola bicara penderita kelainan otak itu memang sangat unik dan sulit untuk dideteksi oleh teknologi pengenalan suara seperti Siri dan Alexa karena struktur otot dan kerangka serta kurangnya data pelatihan.
Bob MacDonald, manajer program teknis di Google, mengatakan bahwa teknologi yang diaktifkan oleh perintah suara “menjadi cara hidup”.
{Baca juga: Perkembangan Otak Anak Bisa Lambat karena Gadget}
“Harus diakui, bagi sebagian orang, hal itu pasti terasa sangat mengecewakan,” kata MacDonald.
Project Understood digadang-gadang bisa mengumpulkan 500 suara para penderita kelainan otak tersebut. Tujuannya untuk melatih algoritma Google. Kabar baiknya, sejauh ini, Project Understood telah berhasil mengumpulkan suara 300 orang.
“Teman-teman bisa mengerti dan memahami apa yang saya ucapkan. Tapi, kenapa teknologi suara tidak?, “kata seorang penderita down syndrome, Joshua. Pernyataan serupa disampaikan oleh penderita down syndrome lainnya. (SN/FHP)
Sumber: New York Post