Jakarta – Terdorong oleh semakin meningkatnya kasus eksploitasi seks pada anak dibawah umur, perusahaan raksasa pencarian Google berencana akan menghapus semua konten foto dan gambar pornografi anak dari Internet.
Foto dan video pornografi anak di Internet telah mengalami peningkatan jumlah yang mengkhawatirkan selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2011, Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi AS melaporkan telah menerima 17,3 juta gambar dan video pelecehan anak. Jumlah ini empat kali lebih banyak dibanding tahun 2007.
Google telah mengumumkan bahwa mereka ingin membantu menekan jumlah kasus eksploitasi dan pornografi anak, dengan cara menghapus semua gambar pornografi anak dari Internet.
“Di balik gambar-gambar ini adalah nyata, anak-anak rentan menjadi korban seksual dan menjadi korban melalui distribusi gambar mereka,” kata Google Giving director Jacquelline Fuller, dalam blognya yang dikutip telsetNews dari Cnet, Senin (17/6).
“Sangat penting bahwa kita mengambil tindakan sebagai sebuah komunitas – sebagai orang tua yang bersangkutan, wali, guru dan perusahaan – untuk membantu memerangi masalah ini,” tegasnya.
Google berencana akan membangun sebuah database gambar pornografi anak yang bisa dibagi dengan perusahaan teknologi, penegakan hukum, dan LSM di seluruh dunia. Dengan database itu, kelompok-kelompok ini akan bertukar informasi, berkolaborasi, dan menghapus gambar dari Internet.
Rencananya Google akan menjalankan database tersebut dengan menggunakan teknologi yang mereka namakan “hashing”. Yakni teknik untuk menampilkan gambar tag pelecehan seksual anak-anak dengan kode identifikasi yang unik.
Komputer dapat mengenali kode dan kemudian cari, memblok, dan melaporkan semua duplikat gambar di Internet. Google berencana mulai akan memiliki database dan menjalankannya dalam waktu satu tahun.
Google telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi lainnya yang tergabung dalam ‘Koalisi Teknologi’ aktif memerangi pornografi anak sejak tahun 2006. Koalisi ini mengkampanyekan penggunaan teknologi untuk menekan kasus eksploitasi anak di Internet.
Selain Google, beberapa perusahaan teknologi lainnya juga telah aktif dalam memerangi pornografi anak di Internet. Seperti Microsoft yang membantu mengembangkan teknologi hashing untuk National Center for Missing dan Exploited Children’s PhotoDNA Program.
Begitupun dengan Facebook yang menggunakan teknologi di seluruh jaringannya untuk memastikan pornografi anak tidak beredar melalui layanan jejaring sosial miliknya.[HBS]