Telset.id, Jakarta – Serangan hacker atau serangan siber yang menimpa pelabuhan-pelabuhan Asia memberikan kerugian mencapai USD 110 miliar atau setara Rp 1.544 triliun. Apabila dihitung, kerugian itu mencapai setengah dari total kerugian global akibat bencana alam pada 2018.
Setidaknya itu yang diungkapkan oleh Lloyd’s dari London. Asuransi dunia maya dipandang sebagai pasar yang berkembang oleh penyedia seperti Lloyd’s, yang punya spesialisasi menutup risiko komersial.
“Namun, biaya serangan siber di Eropa dan Asia masih kalah dibanding Amerika Serikat,” kata Lloyd’s.
{Baca juga: Data Ribuan Pengguna WhatsApp Diintai Perusahaan Israel}
Seperti dikutip Telset.id dari Reuters, Rabu (30/10/2019), serangan hacker di Asia menyasar 15 pelabuhan di Jepang, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan China. Parahnya, sekitar 92 persen dari total perkiraan biaya serangan siber itu tidak diasuransikan.
Angka tersebut dihitung dengan menyimulasikan dampak virus komputer yang dibawa oleh kapal dan nilai perusakan catatan basis data kargo di pelabuhan. Apalagi, Asia adalah rumah bagi sembilan dari total 10 pelabuhan paling sibuk di dunia.
Laporan itu memperkirakan bahwa sektor transportasi dunia, termasuk aerospace, akan paling terpukul, dengan kerugian sebesar USD 28,2 miliar atau setara Rp 395,5 triliun. Manufaktur akan mencapai kerugian USD 23,6 miliar atau Rp 331 triliun, sedangkan ritel USD 18,5 miliar atau Rp 259,4 triliun.
{Baca juga: Peretas Rusia Bajak Mata-mata Iran Serang 20 Negara}
Negara-negara dengan tautan ke setiap pelabuhan juga akan terkena. Dengan demikian, negara-negara Asia akan paling terpukul, dengan kerugian tidak langsung USD 26 miliar atau Rp 364,6 triliun, diikuti oleh Eropa USD 623 juta atau Rp 8,7 triliun, dan Amerika Utara USD 266 juta atau Rp 3,7 triliun.
“Kita tahu bahwa aset terbesar bagi perusahaan bukanlah fisik. Dengan meningkatnya penerapan teknologi dan otomatisasi, risiko seperti ini akan menjadi lebih akut,” kata Kepala Eksekutif Lloyd’s, John Neal, terkait serangan siber di pelabuhan. (SN/FHP)
Sumber: Reuters