Telset.id, Jakarta – Video rekaan yang menunjukkan seorang wartawan membunuh Presiden Donald Trump nongol di YouTube. Video tersebut mendapat kritik dari Gedung Putih. Namun, YouTube menyebutnya tidak melanggar aturan.
Menurut YouTube, beberapa konten yang tidak melanggar aturan memang masih dirasa tidak pantas untuk beberapa pemirsa. Dalam kasus itu, YouTube pun menerapkan kebijakan batasan usia. YouTube mengutamakan perlindungan.
{Baca juga: Di-Retweet Donald Trump, Akun Ini Langsung Diblokir Twitter}
Video rekaan tersebut, dilansir New York Post, sebenarnya telah beredar selama lebih dari setahun. Namun, video itu baru-baru ini menjadi topik hangan setelah diputar pada konferensi yang diadakan oleh kelompok pro-Trump di resor Miami.
Seperti dikutip Telset.id, Kamis (17/10/2019), video tersebut merupakan editan potongan film pada 2014. Video menampilkan Trump menembak, menikam, dan menyerang orang-orang di sebuah gereja. Di sana ada logo Black Lives Matter.
Kebijakan YouTube menyatakan, konteks sangatlah penting untuk menilai apakah sebuah video tak pantas sehingga melanggar aturan. YouTube melanjutkan, video yang dibatasi usia tidak dapat dilihat oleh pengguna di bawah 18 tahun.
Stephanie Grisham, sekretaris pers Gedung Putih, mengatakan bahwa Trump belum melihat video tersebut. Namun, Trump mengaku segera melihatnya. Sejauh ini, seusai mendengar beberapa laporan, Trump menyatakan mengutuk video itu.
{Baca juga: Lagi, Donald Trump Pancing Masalah di Twitter}
Asosiasi Korespondensi Gedung Putih merasa ngeri dengan video tersebut. “Semua orang Amerika Serikat harus mengutuk penggambaran kekerasan yang ditujukan kepada jurnalis dan lawan politik Presiden,”,” kata Jonathan Karl, jurnalis ABC News. [SN/HBS]
Sumber: NY Post