Telset.id, Jakarta – Pepatah mengatakan penjahat selalu selangkah di depan, termasuk dalam teknologi siber, bisa jadi ada benarnya. Pasalnya, penjahat siber baru-baru ini mengklaim telah membobol data puluhan ribu nasabah Bank of Montreal dan Canadian Imperial Bank of Commerce di Kanada.
Menurut Channelnewsasia.com, Selasa (29/5/2018), kedua bank tersebut mengungkapkan para penjahat siber mungkin telah mencuri puluhan ribu data pelanggan. Kasus ini merupakan serangan siber signifikan pertama terhadap lembaga keuangan di negara di Utara Amerika itu.
Bank of Montreal (BMO), pemberi pinjaman terbesar keempat Kanada, mengatakan mereka dihubungi penjahat yang mengklaim memiliki informasi pribadi dan keuangan sejumlah nasabah bank tersebut pada hari Minggu lalu.
Serangan siber itu diyakini berasal dari luar negeri dan pihak bank memastikan telah menutup celah yang menyebabkan pencurian data nasabahnya. Pihak bank juga mengaku sudah didampingi otoritas terkait untuk menilai situasi yang terjadi.
Sedangkan Canadian Imperial Bank of Commerce (CIBC), pemberi pinjaman terbesar kelima Kanada, mengatakan penjahat menghubungi mereka pada hari Minggu juga. Para penjahat mengklaim sudah mencuri informasi pribadi dan akun dari 40.000 nasabah Simplii, merek layanan bank itu, secara elektronik.
CIBC mengatakan pihaknya belum mengkonfirmasi pelanggaran siber itu, tetapi menganggap serius klaim tersebut. Namun institusi keuangan itu mengaku pelanggan divisi perbankan utamanya tidak terpengaruh.
Kedua bank menyatakan sudah menghubungi para nasabahnya dan menyarankan untuk memantau akun mereka dan melaporkan bila ada aktivitas yang mencurigakan.
Hingga berita ini dimuat, kedua bank tersebut tidak memberikan tanggapan atau komentar terhadap kasus ini. Bank Kanada lainnya mengatakan mereka tidak terpengaruh kabar pembobolah oleh penjahat siber. Saham BMO tercatat turun 0,5 persen dan saham CIBC turun 0,2 persen pasca kabar tersebut.
Baca juga: Awas! Hacker Mata-mata Menyusup Lewat Aplikasi Android
Enam bank terbesar Kanada telah berkolaborasi bersama Bank of Canada untuk meningkatkan pertahanan mereka terhadap serangan siber. Awal bulan ini Bank Sentral Kanada mengatakan bahwa beberapa serangan siber pasti akan berhasil tetapi mereka memiliki mekanisme pemulihan untuk membatasi kerusakan yang ditimbulkan.
Serangan siber sudah semakin sering terjadi. Tahun lalu, perusahaan pemantau kredit Equifax mengatakan informasi 146,6 juta nama, 146,6 juta tanggal lahir, 145,5 juta nomor jaminan sosial Amerika, 99 juta alamat dan 209.000 nomor kartu pembayaran dan tanggal kadaluarsa, dicuri dalam serangan siber. [WS/HBS]
Sumber: Channel News Asia