Telset.id, Jakarta – Untuk penggemar film, sebelum menonton ke bioskop kesukaan mereka biasanya melihat cuplikannya atau trailer terlebih dahulu. Cuplikan ini biasanya dibuat seapik mungkin untuk menarik perhatian masyarakat terhadap isi atau alur cerita yang diunggulan.
Seiring perkembangan teknologi digital, para peneliti di 20th Century Fox juga melakukan penelitian melalui sistem pembelajaran mendalam atau kecerdasan buatan (AI). Tujuannya untuk dapat memprediksi siapa yang paling mungkin nonton film berdasarkan trailernya.
Dilansir Engadget, Senin (30/7/2018), pelatihan yang menghubungkan ratusan trailer dengan catatan kehadiran film membuat AI dapat menarik koneksi antara elemen visual dalam trailer seperti warna, wajah, lanskap dan pencahayaan dan kinerja film untuk demografi tertentu.
Contohnya adalah trailer film dengan banyak kepala berbicara dan warna-warna hangat mungkin menarik bagi kelompok yang berbeda ketimbang yang menggunakan banyak warna tebal dan pemandangan yang menyapu lanskap.
Secara khusus, pendekatan pembelajaran mendalam sudah tampak bekerja dalam kondisi dunia nyata. Meskipun Fox menggunakan film yang ada sebagai patokan, Century Fox juga berhasil mengantisipasi kinerja film masa depan. Benar saja, isyarat visual di trailer film baru memberi ide seperti apa kehadirannya beberapa bulan kemudian.
Kendati demikian, ada juga kekurangan dalam metode ini. Pasalnya AI tidak menangkap info sementara, misalnya Fox menggunakan ledakan setelah mengejar mobil dan idealnya menggabungkan kedua video dan deskripsi teks untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap dari cerita cuplikan itu.
Namun Century Fox tidak malu dengan aplikasi praktisnya. AI dianggap dapat membantu studio membuat trailer yang mereka tahu akan menarik bagi penonton film, apakah mereka penonton bioskop biasa yang berpatokan pada blockbuster atau penggemar yang menginginkan sesuatu yang tidak dapat dilalui.
Anda mungkin melihat trailer yang memainkan citra khusus untuk meningkatkan peluang membeli tiket.
Itu penting di era streaming, di mana bioskop harus bersaing untuk pemirsa yang bisa dengan mudah tinggal di rumah dan menonton sesuatu di Amazon atau Netflix. [WS/HBS]
Sumber: Engadget