JAKARTA – Meskipun notifikasi baru Facebook yang memperingatkan pengguna jika akun mereka telah diambil alih oleh hacker dari negara lain mungkin tampak berlebihan, namun fitur itu telah terbukti efektif untuk mengetahui serangan cyber.
Apa yang terjadi di dalam lingkup Departemen Luar Negeri Amerika Serikat baru-baru ini adalah buktinya. Menurut laporan yang dirilis New York Times, institusi negara ini baru menyadari bahwa telah ada serangan dari hacker Iran setelah Facebook memberitahu mereka.
Laporan tersebut mengklaim bahwa para penyerang berharap untuk mendapatkan akses ke akun email dan media sosial “pejabat yang fokus pada Iran dan Timur Tengah,” khususnya karyawan yang lebih muda yang biasanya lebih mungkin untuk berhubungkan dengan pejabat lain di sekitar departemen lewat media sosial.
“Ini dirancang dengan sangat baik dan menunjukkan sejauh mana mereka mengerti mana staf kami yang bekerja pada isu-isu Iran sekarang dimana kesepakatan nuklir telah usai,” kata seorang pejabat senior. “Itu hampir tidak kentara.”
Para pejabat intelijen AS percaya bahwa Iran akan terus berusaha untuk menyusup ke dalam pemerintahan mereka dengan cara yang “halus”, tetapi tidak akan melakukan apapun yang cukup ekstrim untuk membahayakan kesepakatan nuklir.
“Iran belum se-destruktif yang mereka bisa, namun mereka jauh lebih agresif di spionase cyber, yang mereka tahu kemungkinan akan mendapat tanggapan lebih kecil dari Amerika Serikat,” kata James Lewis dari Pusat Studi Strategis dan Internasional seperti dilansir dari BGR, Kamis (26/11). [IF]