Facebook & YouTube Tutupi Skandal Donald Trump-Ukraina

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Menurut sebuah laporan, Facebook dan YouTube menghapus setiap penyebutan whistleblower atau pelapor dalam skandal Trump-Ukraina, yang menyeret nama Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Meskipun nama whistleblower telah meresap secara online, termasuk dalam Drudge Report, Facebook mempublikasikan nama di platform melanggar kebijakan kerusakan terkoordinasi.

{Baca juga: Dilarang Ngiklan di Twitter, Donald Trump: No Problem}

Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Minggu (10/11/2019), YouTube juga mengambil langkah serupa. Twitter adalah satu-satunya jejaring sosial yang menentangnya.

Informasi menyebut bahwa media sosial milik Jack Dorsey itu masih membebaskan para pengguna untuk mempublikasikan nama dugaan pelapor. Twitter tidak memasukkannya sebagai pelanggar.

Cuitan dari pengguna Twitter yang konservatif seperti Candace Owens dan Donald Trump Jr mengungkapkan bahwa nama tersebut telah menjadi viral dalam beberapa hari terakhir.

Twitter memang cukup keras menentang iklan politik di platformnya. Kebijakan itu akan memiliki sedikit efek pada kampanye Presiden Amerika Serikat. Sebab, orang nomor satu di Amerika itu merupakan kandidat yang menghabiskan paling banyak dana untuk iklan digital.

Menurut seorang anggota tim kampanye, konglomerat dengan jaringan kasino terbesar di AS itu telah mengalokasikan dana dalam jumlah besar untuk pemilihan presiden 2020.

Meski demikian, dikutip Telset.id dari Reuters, Jumat (1/11/2019), ia mengemukakan bahwa sang presiden sama sekali tidak masalah mengetahui fakta bahwa Twitter memutuskan untuk tak mengakomodasi iklan politik di platformmereka.

“Tidak berdampak signifikan,” ujarnya.

Trump telah menghabiskan lebih dari USD 6.000 atau sekitar Rp 84 juta guna mempromosikan akun Twitter resmi @TeamTrump. Akan tetapi, catatan Twitter menunjukkan, tidak ada pengeluaran apapun untuk mempromosikan cuitan akun Trump @realDonaldTrump.

Sekadar informasi, parlemen Amerika Serikat yang dikuasai Partai Demokrat melakukan investigasi setelah muncul kabar bahwa Trump meminta Presiden Ukraina untuk menyelidiki lawan politik.

{Baca juga: Presiden Donald Trump “Paling Idiot” di Google}

Kabar itu disampaikan oleh orang yang mengaku sebagai pejabat intelijen Gedung Putih. Informasi dari pembocor membuat Trump terancam dimakzulkan jika terbukti benar menyelidiki Joe Biden. [SN/HBS]

Sumber: NY Post

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI