Telset.id, Jakarta – Komisi Eropa mendesak Facebook, Google, dan Twitter untuk secara konkret melawan berita hoaks, terutama terkait Covid-19. Mereka harus lebih proaktif dalam mengatasinya.
Dua tahun setelah menyetujui kode praktik pengaturan mandiri untuk mengatasi berita hoaks, Facebook, Google, Twitter, dan perusahaan teknologi lain seharusnya berusaha lebih keras menyaring informasi di tengah pandemi Covid-19.
Mozilla dan badan perdagangan untuk industri periklanan bahkan ikut menandatangani komitmen itu pada 2018 dalam upaya untuk mencegah regulasi yang lebih berat. Microsoft dan TikTok pun turut bergabung.
{Baca juga: Twitter Labeli Tweet Konten Covid-19 yang Menyesatkan}
Namun, ada beberapa kekurangan dalam setelah penilaian tahun pertama komitmen berjalan. Wakil presiden komisi untuk nilai dan transparansi, Vera Jourova, menyerukan tindakan nyata untuk melawan risiko baru.
“Karena kita juga menghadapi ancaman dan aktor baru. Jadi, waktunya untuk melangkah lebih jauh dan mengusulkan langkah-langkah baru. Platform tersebut harus lebih akuntabel dan transparan,” terang Jourova.
Menurut laporan Reuters, seperti dikutip Telset.id, Sabtu (12/9/2020), Jourova saat ini sedang mengerjakan Rencana Aksi Demokrasi Eropa untuk membuat demokrasi lebih tahan terhadap ancaman digital.
{Baca juga: Terkait “Obat Covid-19”, Anji dan Hadi Pranoto Dilaporkan ke Polisi}
Komisi Eropa juga akan mengusulkan aturan baru yang disebut Digital Services Act pada akhir tahun ini. Tujuannya untuk meningkatkan tanggung jawab dan kewajiban media sosial atas konten di masing-masing platform.
Sebelumnya, Facebook, Twitter, dan YouTube kompak menghapus postingan Presiden Donald Trump soal virus corona. Unggahan Trump disebut melanggar aturan soal pembagian informasi yang salah tentang Covid-19.
Unggahan tersebut berisi klip video wawancara Trump dengan Fox & Friends pada hari sebelumnya. Dalam wawancara itu, dilansir Reuters, Trump mengklaim bahwa anak-anak “hampir kebal” terhadap Covid-19.
“Video tersebut menyertakan klaim palsu bahwa sekelompok orang kebal dari Covir-19. Klaim itu melanggar kebijakan kami seputar misinformasi Covid-19 yang berbahaya,” demikian kata juru bicara Facebook.
{Baca juga: Facebook, Twitter Dkk Hapus Postingan Hoax Trump Soal Corona}
Sebuah cuitan berisi video yang diposting oleh akun @TeamTrump atau tim kampanye Trump dan dibagikan oleh sang presiden juga disembunyikan oleh Twitter karena melanggar aturan misinformasi Covid-19.
Seorang juru bicara Twitter mengatakan bahwa pemilik akun @TeamTrump akan diminta untuk menghapus cuitan menyesatkan tersebut. Twitter memberi toleransi waktu.
YouTube, melalui juru bicara, mengaku juga telah menurunkan video serupa karena melanggar kebijakan informasi salah soal virus corona. Namun, wawancara asli tetap tersedia di halaman Fox News di platform. (SN/MF)