Telset.id, Jakarta – Facebook akan menggandeng Kepolisian dari Amerika Serikat dan Inggris untuk mendeteksi video kekerasan di platform mereka. Caranya Facebook akan melatih Artificial Intelligence (AI) di kepolisian agar lebih peka melihat konten-konten kekerasan khususnya video aksi penembakan.
Dilansir Telset.id dari Engadget pada Rabu (18/09/2019), Facebook akan menggunakan rekaman dari kamera tubuh polisi untuk melatih sistem deteksi otomatisnya untuk menemukan dan menghapus rekaman penembakan massal.
Mereka akan bermitra dengan penegak hukum di AS dan Inggris untuk mendapatkan rekaman dari program pelatihan senjata api mereka. Data dari video-video itu akan membantu sistem Facebook mendeteksi rekaman peristiwa kekerasan dari dunia nyata.
{Baca juga: Facebook & YouTube Hapus Video Penembakan Masjid Selandia Baru}
Misalnya Facebook akan memberi Polisi Metropolitan Inggris perangkat kamera tubuh tanpa biaya. Sebagai gantinya, Facebook akan memiliki akses ke data itu, yang juga akan dibagikan dengan Kantor Pusat Inggris. Perusahaan ini dilaporkan dalam pembicaraan dengan penegak hukum AS tentang kemitraan tersebut.
Facebook berharap rekaman dari program pelatihan polisi dapat meningkatkan sistem deteksi otomatisnya. Dengan membuat sistem-sistem itu lebih akurat, Facebook juga dapat mengurangi kemungkinan bahwa ia keliru menghapus adegan kekerasan dari konten fiksi, seperti film atau video game.
Facebook mengatakan beberapa perubahan yang dilakukan untuk memerangi kebencian dan terorisme ada sebelum penembakan Chirstchurch. “Tetapi serangan itu, dan respons global terhadapnya dalam bentuk Panggilan Christchurch untuk Aksi, telah sangat memengaruhi pembaruan terkini terhadap kebijakan kami dan penegakannya,” tulis Facebook.
{Baca juga: Video Penembakan Masjid Selandia Baru Sempat Ditonton 4000 Kali}
Sebelumnya pelaku teror penembakan Brenton Tarrant diduga telah menyiarkan aksi penembakan massal secara live streaming Facebook pada Jumat, (15/03/2019) tepatnya saat menyerang Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di Christchurch, Selandia Baru. Selama streaming berlangsung, Facebook mengatakan jika video sudah ditonton kurang dari 200 kali. [NM/HBS]
Sumber: Engadget