Elon Musk Dituduh Shadow Ban Kritikus di X, Bukti Hipokrisi Kebebasan Berbicara

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Elon Musk, sang “absolutis kebebasan berbicara”, kini dituduh melakukan shadow ban terhadap kritikusnya di platform X (sebelumnya Twitter). Ironis? Tentu. Laporan terbaru dari The New York Times mengungkap tiga akun sayap kanan yang berdebat dengan Musk pada Desember lalu tiba-tiba mengalami penurunan engagement drastis — sebuah pola yang mengindikasikan praktik shadow banning.

BRENDAN SMIALOWSKI/AFP via Getty Images

Apa Itu Shadow Ban dan Bagaimana Terjadi?

Shadow banning adalah praktik halus yang digunakan platform media sosial untuk membatasi jangkauan konten pengguna tanpa pemberitahuan. Alih-alih menonaktifkan akun, algoritma secara diam-diam mengurangi visibilitas postingan. Efeknya? Konten seolah-olah “hilang” dari linimasa tanpa jejak.

Dalam kasus ini, tiga akun — termasuk Anastasia Maria Loupis (1 juta pengikut) dan Laura Loomer — melaporkan engagement mereka “runtuh dalam semalam” setelah berselisih dengan Musk terkait kebijakan imigrasi AS. Loupis, yang kerap menyebarkan teori konspirasi dan misinformasi vaksin, sebelumnya mendapat ratusan ribu tayangan per hari. Kini, postingannya hanya meraih puluhan ribu.

Bukti dan Respons yang Menggelitik

Loupis menguji teorinya dengan membuat akun baru. Hasilnya? Konten di akun baru itu langsung mendapat lebih banyak likes dan views ketimbang akun lamanya. “Jika dia melakukannya pada akun kecil, tak ada yang akan sadar,” ujarnya kepada NYT. Sementara Loomer, yang sempat kehilangan status premium X, menyatakan: “Salah jika mengklaim platform ini bebas bicara tapi mematikan monetisasi pengguna.”

Baca Juga:

Musk dan Sejarah Vindiktifnya

Ini bukan kali pertama Musk dituduh menyalahgunakan kekuasaannya di X. Pada 2022, dia membekukan akun beberapa jurnalis yang mengkritiknya. Dia juga pernah memblokir tautan ke Substack hanya karena platform tersebut meluncurkan fitur mirip feed Twitter. Ari Cohn dari Foundation for Individual Rights and Expression menyindir: “Jangan berkoar-koar tentang Amendemen Pertama (kebebasan berbicara AS), lalu melakukan hal seperti ini.”

Meski shadow banning sulit dibuktikan — karena penurunan engagement bisa disebabkan banyak faktor — waktu yang bersamaan dengan konflik mereka dengan Musk terlalu mencolok untuk diabaikan. Apalagi, engagement akun-akun itu pulih setelah Musk kembali berinteraksi dengan mereka.

BRENDAN SMIALOWSKI/AFP via Getty Images

Kebebasan Bicara atau Hipokrisi?

Musk kerap mengklaim X sebagai “town square digital” tempat semua suara didengar. Namun, tindakannya justru menunjukkan sebaliknya. Seperti dikatakan Cohn, praktik semacam ini bertentangan dengan lingkungan yang ingin dia bangun. Ironisnya, kritik tajam justru datang dari kalangan yang biasanya mendukungnya — sayap kanan.

Pertanyaannya: Jika Musk saja melakukan ini pada pendukung setianya, apa jaminan pengguna biasa bisa benar-benar bebas berbicara di X? Seperti ketika dia mengkritik kebijakan Apple, apakah standar kebebasan hanya berlaku untuk orang lain?

Kisah ini bukan sekadar tentang tiga akun. Ini tentang konsistensi nilai yang diusung pemilik platform terbesar kelima di dunia. Dan sejauh ini, Musk gagal menjawabnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI