Telset.id – Alam selalu menjadi sumber inspirasi tak terbatas bagi inovasi teknologi. Kali ini, tupai terbang menjadi model bagi pengembangan drone terbaru yang diklaim 13% lebih akurat dalam pelacakan dibandingkan pesaingnya. Bagaimana makhluk kecil ini bisa menginspirasi terobosan besar dalam dunia drone?
Para peneliti di Pohang University of Science and Technology (POSTECH), Korea Selatan, berhasil menciptakan drone dengan desain unik yang meniru kemampuan gliding dan manuver cepat tupai terbang. Dengan berat hanya 548 gram dan sayap lipat berbahan silikon seberat 24 gram, drone ini menawarkan kontrol yang lebih ketat di ruang sempit.
Revolusi dalam Dunia Drone
Dalam berbagai misi penting seperti inspeksi, pengumpulan data, dan operasi penyelamatan, kecepatan dan presisi menjadi faktor krusial. Namun, keterbatasan fisik seperti thrust saturation dan aerodinamika yang kompleks sering menjadi kendala bagi drone konvensional.
Drone terinspirasi tupai terbang ini mengatasi masalah tersebut dengan sistem Thrust-Wing Coordination Control (TWCC) yang mengoptimalkan penggunaan sayap lipat secara dinamis. “Hasil eksperimen menunjukkan peningkatan 13.1% dalam performa pelacakan dibanding drone tanpa sayap,” jelas tim peneliti dalam abstrak penelitian mereka.
Baca Juga:
Teknologi Canggih di Balik Drone Ini
Drone ini dilengkapi dengan:
- 4 motor berkecepatan tinggi
- 2 servo untuk kontrol sayap
- Prosesor Arduino Portenta H7 dengan chip STM32 dual-core
- Sistem navigasi GNSS dan dua unit IMU
Yang lebih menarik, tim peneliti menggunakan recurrent neural network berbantuan fisika untuk meningkatkan performa terbang. Algoritma machine learning ini dilatih dengan data penerbangan nyata dan mampu menyesuaikan sudut serang sayap secara real-time.
Aplikasi di Dunia Nyata
Berbeda dengan prototipe sebelumnya yang terbatas pada lingkungan indoor, versi terbaru ini dirancang untuk berbagai kondisi tak terduga di dunia nyata. Dalam uji coba outdoor dengan rute dinamis dan hambatan buatan, drone ini menunjukkan akurasi pelacakan yang lebih baik 13.1% dibanding model konvensional.
Inovasi ini membuka peluang baru untuk penggunaan drone di berbagai sektor, mulai dari pemantauan infrastruktur hingga operasi pencarian dan penyelamatan di medan sulit. Seperti yang terjadi pada uji coba drone untuk pengiriman bantuan medis, teknologi ini bisa menyelamatkan banyak nyawa.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal arXiv ini menunjukkan bagaimana kombinasi mekanika terinspirasi biologi dengan kontrol adaptif dan machine learning bisa menghasilkan lompatan besar dalam ketangkasan drone. “Pendekatan berbasis data ini bisa ditingkatkan dengan desain trajektori yang lebih efisien,” tambah tim peneliti.
Dengan berbagai kemajuan teknologi drone belakangan ini, termasuk drone kargo berkapasitas besar, masa depan transportasi udara nampaknya akan semakin menarik untuk disimak.