Telset.id, Jakarta – Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika tak bisa dipungkiri telah meninggalkan sejuta kekhawatiran di hati sebagian warga Amerika. Sebagai buntut dari kekhawatiran tersebut, warga pun menumpahkan keluh kesahnya di Twitter, dengan menghitamkan foto profil mereka. Apa yang kemudian disebut, #TwitterBlackout.
Aksi ini, yang digelar dalam rangka protes terhadap hasil pemilu yang bisa memiliki konsekuensi yang sangat nyata bagi perempuan, minoritas dan komunitas LGBTQ disebut pengguna Twitter sebagai bentuk persatuan. Dan biasanya diikuti oleh hashtag lain seperti #NotMyPresident dan ImStillWithHer, serta pernyataan yang menggambarkan solidaritas sebagai sesama pendukung Clinton.
#TwitterBlackout #NotMyPresident
LGBTQ+ lives matter
Muslim lives matter
Women need equal rights
Black lives matter
Latino lives matter pic.twitter.com/RFNHl6LAD2— Lady Gaga (@KingLadyGaga) November 9, 2016
#TwitterBlackOut sendiri hanyalah satu dari banyak cara yang digunakan pengguna Twitter untuk menyatakan kemarahan dan kesedihannya atas terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Dua penyanyi top Amerika, Lady Gaga dan Ketty Perry, adalah salah satunya.
WE WILL NEVER BE SILENCED. #LOVETRUMPSHATE
— KATY PERRY (@katyperry) November 9, 2016
AND HE NEVER WILL BE! NEVER! #StillWithHer #HesNotMyPresident #twitterblackout pic.twitter.com/9piYCMYRg3
— ㅤ (@givelouisbetter) November 9, 2016
Hashtag-hashtag ini juga dijadikan sebagai ‘pintu masuk’ bagi mereka yang berharap untuk membawa protes ini secara offline.
Clinton sendiri tidak mengeluarkan pernyataan negatif atas kemenangan pesaingnya. Dalam pidato konsesinya, mantan ibu negara dengan gentle mengakui kekalahannya dan meminta warga Amerika, khususnya pendukungnya, untuk menerima Trump sebagai presiden. [IF]