Telset.id, Jakarta – Menkominfo Rudiantara turut berkomentar terkait perkembangan jaringan 5G yang kini mulai santer dikabarkan akan segera diluncurkan oleh sejumlah operator telekomunikasi. Menurutnya, jaringan 5G belum memiliki model bisnis yang jelas di Indonesia.
Walaupun model bisnisnya masih belum jelas, namun Rudiantara menyebutkan bahwa nantinya jaringan 5G akan lebih banyak menyasar pelaku industri yang melihat efisiensi dari jaringan tersebut.
“Saat ini 5G memang masih belum ada bisnis model-nya di Indonesia. Nanti akan ada dua model, yakni untuk consumer dan industri. Tapi mungkin di Indonesia industri akan lebih dulu, karena industri itu melihatnya secara bisnis,” kata Rudiantara di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Rabu (09/01/2019).
“Teknologi (5G) ini relatif lebih mahal, tapi jika melihat dari sisi efisiensi yang akan didapat, maka industri yang akan pertama menerapkannya. Saya sudah bicara dengan Pak Erlangga (Hartato),” tambahnya.
{Baca juga: Indosat Tunggu Regulasi Pemerintah Terkait Jaringan 5G}
Menurut Rudiantara akan ada peningkatan biaya hingga 15 kali lipat dari jaringan 4G yang harus diterima konsumen jika menggunakan jaringan 5G.
“Kalau 4G itu 7 megabyte/second, sedangkan 5G bisa 200 megabyte/second. Itu kan ada peningkatan 15 kali. Jadi mau gak kita bayar 15 kali,” tutur Menkominfo.
Pemerintah pun mengaku telah menyiapkan alokasi frekuensi tersebut dengan mengikuti standar internasional yaitu sekitar 2,3 Ghz atau 2,8 Ghz.
“Pemerintah menyiapkan alokasi frekuensi dan tahun ini harus sudah ada keluar kebijakannya. Ada beberapa alternatif (frekuensi) tahun ini. Kita akan mengikuti international standart,” imbuhnya.
Sebelumnya pihak Indosat Ooredoo masih menunggu regulasi pemerintah terkait jaringan 5G. Anak usaha Ooredoo itu menyatakan bahwa sudah memiliki menara BTS (base transceiver station) yang sudah siap 5G.
{Baca juga: Siap-siap, Tahun Depan Tri Uji Coba Jaringan 5G}
“BTS kita di Jakarta sudah siap 5G tergantung dari regulasi pemerintah untuk memakai frekuensi yang mana, 26 atau 38 Ghz?” ujar Division Head RAN/Access NSAS Indosat Ooredoo, Joko Riswadi di Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Joko menambahkan jika selama pemerintah belum merilis frekuensi mana yang dipakai. Tetapi sembari menunggu mereka mengaku telah melakukan uji coba 5G. Berdasarkan uji coba tersebut diketahui kecepatan layanan 5G mencapai 23 Giga Byte per detik (Gbps). [NM/HBS]