JAKARTA – Masalah hukum sepertinya belum akan berhenti mendera Apple. Jika sebelum-sebelumnya lawan mereka adalah Samsung, kini giliran Taiwan Fair Trade Commission yang membawa mereka ke pengadilan. Komisi ini menuduh raksasa teknologi itu ikut campur tangan dalam taktik harga iPhone yang digunakan oleh operator Taiwan.
Komisi Perdagangan Taiwan (FTC) mengenakan denda sebesar USD 647.000 pada Apple atas kasus ini pada bulan Desember 2013 lalu dan Apple menggugat balik untuk pembatalan denda. Apple bisa mengajukan banding atas keputusan ini, tetapi jika mereka kalah juga di pengadilan itu, maka keputusan akan bersifat final.
Menurut FTC Taiwan, Apple melanggar hukum setempat dengan memaksa operator Taiwan untuk mendapatkan persetujuan atas harga jual iPhone. Demikian diberitakan Phone Arena, Kamis (18/6/2015). Meskipun, ini bukan praktek baru bagi Apple.
Sebagai informasi, perusahaan juga melakukan hal serupa di Amerika Serikat. Namun di Taiwan, sepertinya hal itu melanggar hukum. Berdasarkan undang-undang negara, operator menjadi pemilik atas smartphone yang mereka jual kepada pelanggan, yang berarti bahwa mereka bebas untuk menentukan harga sesuai keinginan mereka.
Masih menurut FTC Taiwan lagi, Apple memberlakukan harga kontrak untuk iPhone 4, iPhone 4S, iPhone 5, dan iPhone 5S, sementara mereka juga menentukan subsidi iPhone, dan perbedaan harga antara model iPhone baru dan lebih lama.
Singkat kata, Apple mendikte cara operator Taiwan menjual iPhone, meskipun praktik ini tampaknya dihentikan untuk seri iPhone 6, sebagai dua smartphone baru yang diluncurkan setelah investigasi asli FTC Taiwan.
Secara garis besar, denda yang dikenakan FTC Taiwan pada Apple ini memang tidak bisa dikatakan sebagai akhir bagi pembuat iPhone, namun keputusan ini bisa menjadi contoh. Ya, bukan tidak mungkin negara-negara lain juga akan mengikuti jejak Taiwan dengan membatasi kemampuan Apple mendikte operator lokal atas harga iPhone. [IF]
