Telset.id, Jakarta – Sekitar 230 ribu data Covid-19 milik warga Indonesia bocor, dan diketahui telah dijual oleh hacker di dark web. Hal ini menjadi bukti kalau perlindungan yang diberikan pemerintah terhadap data masyarakat Indonesia masih lemah. Padahal, data sudah menjadi komoditas yang nilainya setara dengan minyak bumi.
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai kebocoran data tes Covid-19 dan kasus kebocoran lainnya di Indonesia membuktikan bahwa perlindungan data pemerintah masih lemah.
“Kebocoran data selalu terjadi dan tidak hanya di institusi pemerintah saja. Kemarin data e-commerce juga bocor kan. Kemungkinan banyaknya data yang bocor karena perlindungan yang kurang baik dari pengelolaan database,” kata Alfons kepada tim Telset.id pada Selasa (23/06/2020).
{Baca juga: 2,3 Juta Data Pemilu 2014 Milik KPU Diduga Bocor}
Alfons menambahkan, pemerintah jangan memandang sebelah mata terkait perlindungan data. Pasalnya, di era digital sekarang, data menjadi komoditas yang bernilai tinggi layaknya minyak bumi. Pemerintah perlu melindungi data masyarakat Indonesia dengan baik seperti data tes covid-19.
“Pemerintah harusnya meningkatkan skill pengelolaan data dan meningkatkan kesadaran atas pentingnya data yang saat ini sudah menjadi komoditas yang lebih berharga dari minyak. Dan memberikan kesadaran kepada seluruh pemangku kepentingan atas pentingnya melindungi data dan kredensial dengan baik,” tutur Alfons.
Selain itu, pemerintah harus belajar dari kasus dugaan kebocoran data tes Covid-19 ini. Tujuannya, agar kasus serupa bisa diminimalisir atau bahkan dicegah dengan baik.
{Baca juga: Bukalapak Bantah Data 13 Juta Akun Penggunanya Dibobol Hacker}
“Mereka sudah belajar dari pengalaman kan. Tergantung sejauh mana mereka mengambil hikmah dan mitigasi yang tepat untuk mencegah hal yang sama terjadi di masa depan,” tambah Alfons.
Alfons memberikan tips agar pemerintah bisa melindungi data dari peretas. Caranya dengan selalu meningkatkan dan memperbarui server data sehingga celah keamanan bisa ditutup dengan baik.
“Maintenance server database dan user database dengan baik dan benar. Selalu update patch terbaru, backup teratur, patch celah keamanan dan lakukan pentest teratur, hargai bounty hunter yang membantu menginformasikan celah keamanan di server,” tutup Alfons.
{Baca juga: 230 Data Pasien Covid-19 di Indonesia Dijual di Dark Web}
Sebelumnya, sekitar 230 ribu data milik warga Indonesia yang melakukan tes covid-19 diduga bocor, dan dijual oleh hacker di dark web. Berdasarkan penelusuran tim Telset.id pada Sabtu (20/06/2020), ada 230 ribuan data pasien yang mencakup nama, alamat lengkap, dan data pribadi lainnya, yang dijual di situs Raid Forums. (NM/MF)