Telset.id, Jakarta – Twitter akan memberi akses data kepada para peneliti dan pengembang perangkat lunak. Baik peneliti maupun pengembang ini nantinya bisa memanfaatkan puluhan juta cuitan soal Covid-19 yang disampaikan oleh pengguna.
Harapannya, seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Jumat (1/5/2020), jutaan cuitan soal Covid-19 di Twitter bisa mereka gunakan untuk mempelajari penyebaran penyakit atau melacak informasi salah mengenai virus corona.
Twitter mengatakan bahwa akses terhadap cuitan soal Covid-19 di platform-nya juga dapat digunakan oleh mereka yang bekerja di bidang manajemen krisis, tanggap darurat, atau komunikasi dalam komunitas, meski sebelumnya harus lewat persetujuan.
{Baca juga: Amerika Kembangkan Robot Militer untuk Lawan Covid-19}
Platform media sosial telah memperkenalkan kebijakan baru untuk mengekang informasi salah soal Covid-19. Mereka memperingatkan bahwa mungkin ada kesalahan ketergantungan terhadap sistem moderasi otomatis.
Para peneliti yang mempelajari platform berpendapat bahwa perusahaan harus mengumpulkan data tentang periode itu. Komisaris Eropa Vera Jourova menyebut, langkah Twitter sebagai upaya bagus ke arah yang benar.
“Kerja sama kami dan kontak rutin dengan platform online untuk memerangi disinformasi membuahkan hasil. Saya terus menggarisbawahi pentingnya para peneliti untuk memiliki akses ke data,” terang Vera.
Pekan lalu, 75 kelompok dan individu, termasuk hak digital dan organisasi kebebasan berbicara, menulis surat terbuka untuk seluruh media sosial. Mereka menuntut pelestarian dan penerbitan data moderasi konten.
{Baca juga: 4 Gerakan Kemanusiaan Warganet Bantu Korban Covid-19}
Selain Twitter, platform media sosial lain seperti Facebook, sebelumnya juga telah menggagas upaya demi menjaga masyarakat agar tetap aman, terinformasi dengan baik, dan terhindar dari hoaks terkait virus Corona. Untuk itu, Facebook pun fokus dalam memastikan semua orang memiliki informasi yang akurat dan memutus rantai misinformasi serta konten berbahaya.
Siapapun yang mencari informasi terkait virus Corona di Facebook dan Instagram, akan mendapatkan edukasi dalam bentuk pesan pop-up yang menghubungkan pengguna dengan otoritas dan organisasi kesehatan termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). [SN/IF]