Telset.id, Jakarta – Kabar duka menyelimuti Oracle. Perusahaan raksasa teknologi itu baru saja ditinggalkan Co-CEO Oracle Mark Hurd, yang meninggal dunia pada Jumat (18/10/2019). Hurd meninggal di rumah sakit pada usia 62 tahun.
Dilansir Telset.id dari Reuters pada Sabtu (19/10/2019) bulan lalu Hurd pergi cuti medis karena alasan kesehatan yang tidak dijelaskan. Kala Mark Hurd sakit, kepemimpinan Oracle diambil alih sementara kepada Safra Catz dan Larry Ellison selama ketidakhadirannya tersebut.
“Oracle telah kehilangan seorang pemimpin yang brilian dan terkasih yang secara pribadi menyentuh kehidupan banyak dari kita selama dekade di Oracle,” tulis Ellison lewat pesan dari email.
Hurd dan Catz diangkat sebagai co-CEO pada tahun 2014, setelah Ellison memutuskan mundur menjadi Chief Technology Officer, Oracle. Mereka mendorong Oracle ke bisnis komputasi awan untuk bersaing dengan Microsoft Corp dan Amazon.com Inc.
{Baca juga: Kembangkan Cloud Computing, Oracle Butuh 2.000 Pegawai Baru}
Hurd sendiri bergabung ke raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu pada tahun 2010 setelah menggantikan Hewlett Packard. Adapun Hewlett sendiri harus mundur sebagai CEO Oracle karena kasus pelecehan.
Hurd bergabung ke Oracle sebagai presiden pada tahun 2010 setelah menjadi CEO Hewlett Packard yang telah mejabat sejak tahun 2005. Hurd terpaksa harus pindah ke Oracle usai mundur dari HP akibat kasus pelecehan karyawan.
Kala itu, Larry Ellison membela Hurd dalam sebuah email ke New York Times. Larry menyebut jika kepergian Hurd dari HP menjadi kerugian besar bagi HP, layaknya jika Apple ditinggal Steve Jobs.
Walaupun Hurd pergi, analis menilai jika kinerja Oracle tidak akan terpengaruh. Hal ini karena Safra dan Larry memiliki kemampuan dalam memimpin perusahaan.
{Baca juga: Waduh, Oracle Lakukan Diskriminasi Terhadap Karyawannya?}
“Safra dan Larry telah lama menjadi kolaborator dan mitra dalam memimpin Oracle, dan perusahaan ini memiliki karyawan berbakat dalam bidang penjualan,” ucap Analis Wedbush Securities Steve Koenig. [NM/HBS]