Telset.id, Jakarta – Filipina sepakat mengizinkan jaringan seluler baru buatan raksasa telekomunikasi China dipasang di pangkalan militer Filipina. Padahal, ada kekhawatiran beberapa anggota parlemen tentang kemungkinan spionase.
Filipina mengaku telah menandatangani perjanjian pendahuluan dengan Mislatel, konsorsium yang dikendalikan oleh taipan setempat bernama Dennis Uy, untuk memasang fasilitas komunikasi dan menara di kamp-kamp Militer.
{Baca juga: China Kalahkan Amerika untuk Infrastruktur Jaringan 5G
Uy, rekanan dekat Presiden Rodrigo Duterte, mengantongi lisensi telekomunikasi ketiga pada tahun lalu. Seperti dikutip Telset.id dari Reuters, Kamis (12/9/2019), ia berhasil mengalahkan para peserta lelang lain dalam proyek tersebut.
Dua perusahaan induk miliknya telah bermitra dengan China Telecom, yang sekarang memiliki 40 persen saham atau jumlah maksimum yang diizinkan oleh undang-undang Filipina guna amandemen demi mendukung investasi asing.
Kesepakatan datang meskip ada seruan untuk pengawasan lebih mendalam dari beberapa anggota parlemen Filipina. Mereka khawatir China Telecom bisa menjadi “Trojan horse reut.rs/2NXdg9g” dan mampu mengakses rahasia negara.
Peristiwa tersebut terjadi di tengah peningkatan kekhawatiran keamanan siber yang melibatkan Huawei Technologies. Pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia itu telah masuk daftar hitam perdagangan AS sejak Mei 2019.
{Baca juga: China Ungguli AS dan Eropa dalam ‘Pertempuran’ 5G}
Washington telah mendesak sekutunya, termasuk Manila, untuk tidak menggunakan peralatan buatan Huawei. Sebab, peralatan tersebut dapat digunakan oleh pemerintah Beijing untuk spionase, sebuah tuduhan yang dibantah Huawei. [SN/HBS]
Sumber: Reuters