Setelah diskusi itu, nampaknya kedua pimpinan BlackBerry masih belum menyadari “bahaya” yang mengintai mereka. Karena kedua terlihat itu tidak terlalu mengkhawatirkan kehadirkan iPhone saat itu. Namun situasi menjadi berubah panic setelah mereka mendengar bahwa Apple telah berhasil menjual 1 juta unit iPhone hanya dalam waktu tiga bulan pertama setelah dirilis. Saat itulah para petinggi BlackBerry baru menyadari ancaman yang sebenarnya dari iPhone.
Berbagai upaya langsung disiapkan untuk menghadang iPhone. Perusahaan yang bermarkas di Waterloo Kanada itu kemudian merilis smartphone BlackBerry Storm yang merupakan handset full-tochscreen pertama yang dibuat BlackBerry. Muncul sebagai prototype di tahun 2007, Verizon yang memutuskan bekerjasama dengan BlackBerry dan meminta dirilis tahun 2008.
Meski catatan penjualan cukup bagus, namun terlihat bahwa Storm dirilis terburu-buru. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya handset Storm yang akhirnya dikembalikan oleh pembeli dan harus diganti dengan yang baru, karena banyaknya masalah pada handset tersebut.
Walaupun segala upaya telah coba dilakukan, namun iPhone akhirnya benar-benar tak terbendung. BlackBerry akhirnya benar-benar terpuruk seiring semakin suksesnya Apple saat merilis seri-seri lanjutan dari iPhone hingga saat ini.
Dan seperti yang sudah kita ketahui bersama, BlackBerry akhirnya semakin terpuruk hingga saat ini. Perusahaan yang dulunya menguasai pasar smartphone itu kini menjadi perusahaan yang dihargai “hanya” USD100 juta. Menariknya, para petinggi BlackBerry bahkan tidak tahu apa yang akan mereka lakukan untuk membangkitkan BlackBerry kembali.
Harapan kini ditumpukan kepada John Chen yang kini menjabat sebagai CEO BlackBerry yang baru. Meski belum sepenuhnya bangkit dari keterpurukan, namun Chen telah membuktikan kinerjanya yang cemerlang setelah berhasil mengakhiri masa paceklik dengan mencetak keuntungan di kuartal keempat di tahun fiskal 2014.
Well, kisah menarik perjalanan bisnis BlackBerry dan cerita keberhasilan Apple yang mampu melengserkan BlackBerry dari singgasananya dengan mengandalkan iPhone ini bisa dibaca secara lengkap di buku “Losing the Signal”. Anda bisa memesan buku tersebut di Amazon atau iTunes. [HBS]