Telset.id, Jakarta – Oracle kabarnya mengalahkan Microsoft dalam pertempuran untuk mengakuisisi operasional TikTok di Amerika Serikat (AS). Kesepakatan itu terjadi sebelum batas waktu 15 September 2020.
Menurut Reuters, seperti dikutip Telset.id, Senin (14/9/2020), kesepakatan tersebut disusun sebagai kemitraan daripada penjualan langsung untuk mencoba menavigasi ketegangan geopolitik antara Beijing dan Washington.
{Baca juga: Oracle Juga Tertarik Akuisisi TikTok?}
ByteDance, pemilik TikTok di China, telah dalam pembicaraan untuk melepaskan bisnis di AS ke Oracle atau konsorsium yang dipimpin oleh Microsoft Corp setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah.
Para pejabat AS khawatir informasi pengguna TikTok dapat diteruskan ke pemerintah komunis China. Namun, ByteDance menyatakan tidak akan pernah membagikan data para pengguna kepada otoritas Negeri Tirai Bambu.
Negosiasi penjualan berubah ketika China memperbarui aturan kontrol ekspor pada bulan lalu. Reuters melaporkan bahwa China lebih suka melihat TikTok ditutup di AS daripada mengizinkan untuk penjualan paksa.
Senin, saluran televisi Inggris milik pemerintah China, CGTN, mengutip sumber mengatakan bahwa ByteDance tidak akan menjual operasional TikTok di AS ke Oracle maupun Microsoft. ByteDance pun akan menyimpan kode sumber.
Di bawah proposal terbaru ByteDance, Oracle akan menjadi mitra teknologi perusahaan dan mengambil alih pengelolaan data pengguna TikTok di AS. Oracle juga sedang bernegosiasi untuk mengambil saham TikTok di AS.
Data TikTok saat ini disimpan di komputasi awan milik Alphabet Inc. Menurut sumber valid, beberapa investor top ByteDance, termasuk General Atlantic dan Sequoia, akan diberi saham minoritas dalam operasi tersebut.
{Baca juga: Trump Perintahkan ByteDance Jual Semua Aset TikTok di AS}
Rumor soal penjualan TikTok memang semakin panas dalam beberapa minggu terakhir. Ada beberapa namanya yang dikabarkan tertarik membeli TikTok. Selain Oracle, beberapa perusahaan raksasa teknologi juga masuk dalam antrian, seperti Microsoft, Apple, Facebook, dll.
Namun kabar terbaru menyebutkan pemerintah China mengeluarkan pernyataan tegas dengan menyebut bahwa TikTok lebih baik dilarang oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) daripada dijual ke perusahaan AS.
Laporan sebelumnya menyatakan bahwa jika TikTok ingin tetap beroperasi di AS, ByteDance harus menjualnya ke perusahaan lain. Syaratnya, perusahaan yang membeli TikTok haruslah berasal dari Negeri Paman Sam.
Pemerintah China tampaknya tidak terlalu senang dengan gagasan tersebut. Sumber mengatakan, pemerintah China lebih suka TikTok diblokir.
Laporan itu mengklaim bahwa dengan memaksakan jual TikTok kepada perusahaan asal AS, China dan ByteDance tampak “lemah”. Akan tetapi, ByteDance segera membantah laporan dari sumber anonim itu.
ByteDance mengatakan bahwa pemerintah China tidak pernah menyarankan penutupan TikTok di AS atau pasar lain. ByteDance juga menegaskan bakal mengikuti peraturan yang diteken oleh Presiden Donald Trump.
{Baca juga: China: Mending Diblokir, Daripada Jual TikTok ke AS}
China baru-baru ini memperkenalkan aturan baru yang akan mempersulit penjualan TikTok. Aturan tersebut mengatakan bahwa ekspor teknologi China harus mendapat persetujuan tertulis dari pemerintah setempat. [SN/HBS]