Telset.id,Jakarta – Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) berencana menyiapkan aturan untuk memberantas peredaran IMEI Zombie. Pasalnya IMEI Zombie menjadi akal pada oknum untuk meloloskan ponsel ilegal di pasaran.
Yang dimaksud dengan IMEI Zombie adalah ponsel ilegal yang menggunakan IMEI dari ponsel-ponsel lama. Tujuannya adalah biar perangkat tersebut bisa lolos dari aturan IMEI.
{Baca juga: Operator Minta Insentif EIR, Ini Komentar BRTI}
Komisioner BRTI, Agung Harsoyo menilai keamanan identitas IMEI harus terkunci dengan perangkat, sehingga tidak bisa diduplikasi. Untuk itu BRTI sedang mendiskusikan terkait regulasi agar perangkat bisa terkunci dengan nomor IMEI.
“Yang namanya security identity yang basisnya hardware itu secara teori dan praktik itu mustinya di log. Jadi kita sedang mendiskusikan berupa semacam regulasi terkait dengan perangkat IMEI yang harus dilog,” kata Agung di Jakarta, Kamis (04/10/2019).
Jika IMEI sudah dikunci maka sistem operasi tidak akan bisa masuk sehingga smartphone dengan IMEI Zombie tidak bisa digunkaan.
“Kami tengah membikin semacam standar bagaimana nanti mekanisme untuk bisa ngetes itu sudah dikunci. Begitu aturan diberlakukan, henpon yang tidak comply nggak boleh masuk,” tambah Agung.
Sayangnya belum jelas kapan aturan tersebut diberlakukan. Agung berkilah jika mereka harus mengumpulkan vendor ponsel dan menjelaskan mengenai peraturan tersebut.
“Tidak dalam waktu dekat. Kami kumpulkan dan kasih tahu vendor dulu. Kemudian time frame yang tepat itu bagaimana,” tutup Agung.
Sebelumnya pengamat Telekomunikasi ITB, Ian Joseph Matheus Edward menjelaskan jika “IMEI zombie” bisa dengan mudah dilakukan. Dengan menggunakan aplikasi yang dapat diunduh di Google Play Store, pelaku bisa dengan mudah membuatnya asalkan mengetahui nomor IMEI dari smartphone resmi.
{Baca juga: Pemerintah Bisa Berantas “IMEI Zombie”, Asal…}
“Bahkan HP yang masih aktif pun kita bisa kloning dengan mudah hanya dengan modal mengetahui IMEI dari kardus HP. Itu programnya namanya IMEI generator. IME sesungguhnya merupakan software yang dilekatkan di hardware,” ujar Ian kepada wartawan pada Selasa (01/10/2019). [NM/HBS]
