Telset.id, Jakarta – Botol minuman Johnnie Walker sekarang diklaim ramah lingkungan, lantaran terbuat dari bahan kertas. Sebelumnya, botol Johnnie Walker terbuat dari bahan plastik serta kaca.
Saat ini, banyak produk di pasaran yang dibuat menjadi lebih ramah lingkungan. Supermarket pun mulai mendorong pembeli untuk menggunakan tas kain yang dapat digunakan berbelanja kembali.
Hal serupa dilakukan oleh Diageo, produsen wiski Johnnie Walker. Perusahaan telah mengumumkan bahwa dalam kemitraan dengan Pilot Lite, Diageo telah menciptakan botol kertas berkelanjutan.
{Baca juga: Kemasan Produk Nestle Bakal Lebih Ramah Lingkungan}
Menurut Diageo, seperti dikutip Telset.id dari Ubergizmo, Sabtu (18/07/2020), botol kertas Johnnie Walker dijamin 100 persen bebas dari plastik. Karenanya, botol baru Johnnie Walker dapat didaur ulang.
“Botol ini dibuat dari bubur kertas yang bersumber secara berkelanjutan untuk memenuhi standar keamanan pangan. Botol sepenuhnya dapat didaur ulang di aliran limbah standar,” kata Diageo.
Teknologi itu akan memungkinkan Diageo untuk memikirkan kembali desain kemasan Johnnie Walker atau memindahkan desain yang ada ke botol kertas tanpa mengorbankan kualitas produk.
Untuk sementara, tampaknya hanya wiski Black Label keluaran Diageo yang akan mendapat manfaat dari kemasan baru ini. Ke depan, Diageo baka menerapkan botol yang sama ke banyak produk.
Produk Ramah Lingkungan Bermunculan
Bukan cuma perusahaan saja yang berusaha menciptakan produk ramah lingkungan untuk mengurangi limbah plastik. Sejumlah negara telah mengembangkan solusi ramah lingkungan demi masa depan Bumi yang lebih baik.
Asal tahu saja, plastik merupakan bahan yang paling tidak ramah lingkungan. Plastik butuh waktu sangat lama untuk bisa diurai secara alami. Padahal, barang-barang plastik tidak tahan lama dibanding bahan lain seperti logam.
Di Singapura misalnya, peneliti di Nanyang Technological University (NTU) mengolah cangkang udang dan kulit buah-buahan menjadi bahan pengganti plastik yang ramah lingkungan.
{Baca juga: Singapura Olah Cangkang Udang jadi Plastik Ramah Lingkungan}
“Sejumlah besar limbah udang telah memicu minat industri karena merupakan sumber kitin yang berlimpah. Namun, ada masalah dalam metode ekstraksi, yang tidak berkelanjutan dan berbahaya bagi lingkungan,” ujar Profesor William Chen, pemimpin tim ilmuwan NTU.
Chen mengatakan, ide tersebut muncul ketika para peneliti mencoba untuk membuat kitin, pengental makanan/stabilizer, kemasan makanan antimikroba.
Mereka kemudian mengambil limbah krustasea dan limbah buah buangan serta menggunakan proses fermentasi alami untuk mengekstraksi kitin. Metode itu tidak hanya hemat biaya, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan. (SN/MF)