Bos Telegram Akui Aplikasinya Dipakai ISIS

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

JAKARTA –  Pada Rabu lalu, Telegram mengumumkan telah memblokir 78 macam kanal Telegram (dalam 12 macam bahasa) setelah mengetahui digunakan ISIS. Pernyataan ini dianggap mengejutkan, karena Telegram bersikap seakan baru mengetahui ISIS memanfaatkan layanannya.

“Kami merasa terkejut karena mengetahui saluran publik Telegram digunakan oleh ISIS untuk menyebarkan propaganda mereka. Oleh sebab itu, pada minggu ini telah memblokir 78 macam kanal Telegram (dalam 12 macam bahasa),” demikian bunyi pernyataan Telegram.

Pernyataan dari Telegram itu jelas dianggap sebagai sesuatu yang mengejutkan, karena sebelumnya pendiri aplikasi messaging terenkripsi tersebut, yakni Pavel Durov, mengakui bahwa ISIS menggunakan Telegram untuk koordinasi dan berkomunikasi dengan para pendukungnya.

Meski mengakuinya, namun Durov membantah jika mereka dikatakan sengaja membantu atau mendukung dan ikut terlibat dalam aksi terorisme yang dilancarkan kelompok ISIS.

“Kami tidak terkait dalam aktivitas-aktivitas teror kelompok tersebut (ISIS),” kata Durov pada September lalu kepada Techcrunch yang dilansir Washington Post, Jumat (20/11/2015).

Bahkan saat ditanya apakah dia masih bisa tidur nyenyak saat mengetahui aplikasi buatannya digunakan untuk memudahkan aksi yang melanggar rasa kemanusiaan, Durov nampak masih tidak peduli.

“Saya pikir hak privasi lebih penting dari ketakutan kita akan hal-hal buruk yang bisa terjadi, seperti terorisme,” ujar Durov dengan santai.

ISIS pakai Telegram

Durov beralasan pada akhirnya ISIS akan menemukan cara baru untuk berkomunikasi jika sebuah aplikasi dirasa sudah tidak aman, maka mereka pasti akan beralih memakai aplikasi lainnya.

Makanya Durov merasa pihaknya tidak perlu merasa bersalah atas hal tersebut, karena prioritas Telegram adalah melindungi privasi penggunanya.

Dia menganggap sudah melakukan hal yang benar, karena melindungi privasi pengguna. “Kami tidak perlu merasa bersalah (mengetahui aplikasi Telegeram digunakan ISIS),” ujarnya santai.

Namun setelah kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 129 orang dan melukai lebih dari 350 di Paris, pria yang dikenal sebagai “Mark Zuckerberg-nya Rusia” ini pun mendapat tekanan dari banyak pihak.

Banyak yang berharap agar Telegram bersikap pro aktif seperti Twitter yang langsung memblokir 5.000 lebih akun pendukung ISIS. Bahkan ada yang menyerukan agar aplikasi chatting terenkripsi seperti Telegram dilarang karena dimanfaatkan militan ISIS untuk berkomunikasi dengan aman.

Setelah mendapat berbagai kecaman, Telegram pun akhirnya mengumumkan telah memblokir 78 macam kanal Telegram (dalam 12 macam bahasa) yang diyakini berafiliasi dengan ISIS, dan hal tersebut akan terus berlanjut minggu-minggu berikutnya.

Namun Telegram menjelaskan bahwa mereka hanya akan memblokir kanal yang memang terbukti berhubungan dengan ISIS saja, dan tetap mendukung kebebasan pengguna dalam berpendapat.

Telegram menegaskan tidak mau terlibat dalam aktivitas pemblokiran yang dilatarbelakangi oleh motif politik yang menyuarakan kepentingan pemerintah tertentu.

Telegram menyatakan akan terus memblokir kanal-kanal yang berhubungan dengan ISIS, tapi tidak akan memblokir siapapun yang menyampaikan opini alternatif dengan cara damai di layanan mereka.[HBS]

 

 

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI