Bos Taksi Malaysia Minta Maaf Sebut Indonesia Miskin

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – CEO Taksi Big Blue, Shamsubahrin Ismail meminta maaf atas ucapannya yang menghina Gojek dengan menyebut Indonesia miskin. Bos taksi Malaysia itu berdalih jika ucapannya di media tidak bermaksud menghina rakyat Indonesia.

“Saya tidak punya niat untuk menghina orang Indonesia. Baik Indonesia maupun rakyatnya ada di hati saya,” ujar Shamsubahrin Ismail.

Dilansir Telset.id dari The Star pada Rabu (28/09/2019) Shamsubahrin mengklaim bahwa dia hanya membuat pernyataan berdasarkan laporan media yang dia baca tentang kemiskinan di Indonesia.

“Pernyataan saya soal kemiskinan (di Indonesia) hanya didasarkan pada laporan. Jika mereka (rakyat Indonesia) pikir saya salah, saya menerimanya,” kata Ismail.

Ismail juga mengaku telah menerima banyak pesan dari orang Indonesia di akun media sosialnya, khususnya soal rencana pengemudi ojek online yang melakukan demonstrasi di depan Kedubes Malaysia. Dirinya pun berharap agar aksi tersebut urung dilakukan.

{Baca juga: Ekspansi ke Vietnam, Gojek Tuai Kritikan!}

“Saya berharap tidak ada demonstrasi, dalam kepentingan dan hubungan antara kedua negara,” ujarnya berharap.

Sebelumnya Ismail menolak kedatangan Gojek. Tak cukup sampai di situ, bos taksi Malaysia ini menyebut Indonesia sebagai negara miskin.

Dilansir Telset.id dari Free Malaysia Today, Rabu (28/08), awalnya Ismail menolak wacana kedatangan Gojek di negaranya seperti yang sempat diucapkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Abdul Rahman. Menurutnya mendatangkan Gojek adalah suatu kemunduran.

“Syed Saddiq adalah menteri berpendidikan tetapi sementara menteri lain berbicara tentang mobil terbang dan mobil nasional ketiga, ia meminta orang muda untuk menjadi operator. Gojek sebagai karier tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan,” kata Ismail.

{Baca juga: Heboh! Tolak Gojek, Bos Taksi Malaysia Sebut Indonesia Miskin}

Tidak hanya itu, Ismail juga menilai jika Gojek tidak cocok hadir di Malaysia. Parahnya, ia mengatakan Gojek hanya cocok untuk Indonesia yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi.

“Gojek bisa dilakukan di Indonesia karena tingkat kemiskinannya sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia,” sebut Ismail. [NM/HBS]

Sumber: The Star

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI