Bos IBM Watson Benci tapi Suka Elon Musk, Kenapa?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – CEO SpaceX, Tesla, dan Boring Company, Elon Musk sempat menyatakan bahwa keberadaan Artificial Intelligence (AI) dapat menjadi ancaman bagi umat manusia. Namun, bagi Senior VP IBM Watson, David Kenny, AI bukanlah ancaman.

“AI membantu dokter, perawat, dan pasien menemukan perawatan kesehatan yang lebih baik. Di sektor lain, AI membuat orang menjadi patuh dalam mengelola kode pajak. Tapi satu hal penting, saya benci pernyataan bahwa AI membuat orang-orang menjadi takut, “kata seperti dikutip dari CNBC, Rabu (30/05/2018).

Musk memang sempat memperingatkan bahwa AI bisa menciptakan diktator dan mengakibatkan perang dunia ketiga. Kenny mengakui bahwa memang ada potensi risiko jika AI tidak didukung oleh serangkaian prinsip. Tapi, menurutnya, menyebut AI sebagai peringatan hari kiamat adalah berlebihan.

“Saya suka Elon secara pribadi. Saya menghargai kekhawatiran yang ia ungkapkan,” ungkap Kenny.

“Namun, saya benar-benar percaya bahwa jika bisnis dan pembangun platform AI benar-benar mengadopsi prinsip atau kepercayaan dan transparansi, manusia bisa mendapatkan semua kebaikan tanpa risiko,” lanjutnya.

Baca Juga: Tak Cuma Pabrik Permen, Elon Musk Juga Mau Bikin Media

IBM sendiri sudah sejak lama berfokus di bidang AI. Bahkan teknologi berbasis AI ciptaan IBM meraih ketenaran pada 2011 silam, ketika komputer IBM Watson mengalahkan dua pemegang gelar juara pada acara kuis “Jeopardy!”.

Proses itu menandai satu dari beberapa contoh di mana AI telah mengalahkan manusia pada suatu pertandingan. Bahkan lebih dari dua dekade lalu, IBM Deep Blue juga menang atas juara catur, Garry Kasparov.

Teknologi yang memanfaatkan AI memang sudah semakin maju. Berbagai negara seolah saling berlomba untuk memperoleh satu tujuan utama, yakni menjadi pemimpin di ranah AI.

Baca Juga: Elon Musk akan Dilengserkan dari Tesla, Kenapa?

Menurut Presiden Rusia, Vladimir Putin, negara yang bisa menguasai teknologi AI bakal menjadi penguasa dunia. Perkataan tersebut langsung ditanggapi Elon Musk saat itu dengan menyatakan persaingan sengit antar negara di ranah teknologi AI bisa memicu perang dunia ketiga.

“China, Rusia, semua negara akan segera memiliki ilmu komputer yang kuat,” paparnya.

Kekhawatiran Musk tentu beralasan. Sebab, ia serta perusahaan teknologi lainnya yang tersebar di 26 negara telah mengirimkan surat petisi ke PBB untuk melarang pengembangan atau penjualan senjata otonom yang mematikan atau sering disebut sebagai robot pembunuh yang menggunakan teknologi AI. (SN/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI