Telset.id, Jakarta – Prospek bisnis layanan nada dering atau ring back tone (RBT) masih menjanjikan bagi para musisi selama pandemi. Layanan RBT bisa jadi andalan para musisi yang “sepi order” selama masa pandemi Covid-19.
Saat ini, layanan RBT dianggap menjadi platform dan pilihan terbaik bagi para musisi di tengah imbauan jaga jarak dan kebijakan PSBB selama pandemi.
Peminatnya diprediksi bakal terus meningkat. Keberadaannya juga mampu membantu para musisi, terutama pelaku indie, dalam memperluas jangkauan mereka kepada pelanggan dan audiens baru selama pandemi.
{Baca juga: Gandeng Spotify, Facebook Siapkan Layanan Musik Baru}
“Konsep berlangganan RBT sesuai dengan perubahan perilaku masyarakat saat ini yang lebih suka melakukan pembelian dalam jumlah mikro atau pay-as-you-go,” kata Megan Faustine, Marketing and Business Development Assistant Manager Forest Interactive Indonesia.
Perusahaan telekomunikasi juga membuat keberadaan RBT menjadi kian menarik dengan memberikan berbagai promosi online. Selama pandemi, mereka juga kerap mengadakan konser online secara reguler.
Sementara para artis aktif mempromosikan kode RBT di saluran YouTube dan akun media sosial mereka. Dukungan serupa juga dilakukan oleh Forest Interactive.
Perusahaan penyedia layanan Value Added Service (VAS) dan RBT ini gencar mempromosikan RBT melalui fitur saluran operator telekomunikasi seperti RTB Copy, UMB, dan Gift Data (bundling dengan paket internet).
“Kami berharap upaya ini dapat membantu para musisi dan komunitas indie melalui masa-masa sulit selama pandemi,” ujarnya.
Pelanggan Terus Bertambah
Menariknya, layanan yang ditawarkan oleh operator telekomunikasi ini tergolong bisnis lawas. RBT yang memainkan lagu sesuai pilihan pelanggan sebagai pengganti nada dering standar ini sudah ada sejak 20 tahun silam, tepatnya pertengahan 2000.
Meski begitu, Megan meyakini jumlah pelanggan RBT bakal terus bertambah. Hal ini seiring dengan laporan GSMA Intelligence yang memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu pasar smartphone terbesar secara global pada tahun 2025 dengan 96,4% pengguna prabayar.
Korelasinya, kata Megan, terletak pada kartu prabayar yang hingga saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia, ketimbang pascabayar. Terutama, bagi mereka yang tinggal di pedesaan. Sementara pelanggan RBT didominasi oleh pengguna prabayar.
{Baca juga: Spotify Jadi Streaming Musik Terbesar, Kalahkan Apple Music dkk}
“Masyarakat merasa lebih mudah berlangganan RBT dan mendapatkan berbagai penawaran spesial dengan menjadi pengguna prabayar. Bagi mereka, berlangganan lagu-lagu yang sedang populer juga erat kaitannya dengan tren,” ujarnya.
Berdasarkan data Forest Interactive, pelanggan RBT mereka didominasi oleh masyarakat dari wilayah Jawa Timur. Adapun genre yang paling diminati adalah lagu-lagu Jawa. [HBS]