Telset.id, Jakarta – Orion adalah satu rasi bintang yang paling terkenal di seluruh alam semesta. Bintang merah raksasa yang dikenal sebagai Betelgeuse, yang terletak hampir tegak lurus dengan sabuk Orion, telah meredup cepat sejak Oktober 2019.
Pada pertengahan Desember 2019, bintang yang pernah bersinar, biasanya berada di antara 10 bintang paling terang di langit, telah terpantau turun drastis. Hal tersebut dilaporkan oleh Edward Guinan dari Universitas Villanova di Telegram Astronom.
“Sekarang, garis besar Orion sangat berbeda dengan Betelgeuse yang begitu redup,” kata Guinan, seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Jumat (27/12/2019).
{Baca juga: Dua Lubang Hitam Supermasif “Nangkring” di Bima Sakti?}
Para astronom telah menunjukkan bahwa cahaya Betelgeuse, yang kerap disebut sebagai “bintang variabel semi-reguler”, memiliki kecerahan yang berfluktuasi. Namun, peredupan cepat pada akhir-akhir ini dinyatakan oleh para astronom terhitung tidak biasa.
Mereka pun bertanya-tanya, apakah kematian spektakuler bintang itu semakin dekat. Kematian bintang yang meledak, yang juga disebut supernova, akan mengakibatkan Betelgeuse tiba-tiba terbakar lebih terang sebelum menghilang selamanya.
“Pertanyaan terbesarnya, kapan Betelgeuse akan meledak di supernova?,” kata Sarafina Nance, seorang peneliti astrofisika UC Berkeley. Meski demikian, ia memprediksi, bintang berusia 8,5 juta tahun tersebut mungkin tidak akan meledak dalam waktu deka.
Betelgeuse yang masif adalah 20 kali massa matahari dan akan “memikat” Merkurius, Venus, Bumi, Mars, sabuk asteroid dan bahkan mungkin Jupiter.
Betelgeuse merupakan tetangga terdekat Bimasakti, yang hanya berjarak dalam kisaran 600 tahun cahaya.
{Baca juga: Wow! Massa Galaksi Bima Sakti Setara 6 Milar Gajah}
Informasi menyatakan bahwa ledakan terkait dengan kematian Betelgeuse tidak akan memiliki efek apa pun atas kehidupan di Bumi.
Justru, momen itu bakal menjadi sebuah pertunjukan bagus. “Supernova Betelgeuse akan sangat keren!” tambah Nance. [SN/IF]