Telset.id, Jakarta – Bos Amazon sekaligus Blue Origin, Jeff Bezos, meluncurkan sebuah perangkat yang dipanggil Blue Moon. Ini adalah perangkat robotik yang akan mengangkut logistik dan bahan bangunan ke bulan. Barang-barang ini dibutuhkan untuk membangun pangkalan Bulan berawak pertama Amerika Serikat (AS).
Seperti dilaporkan IBTimes, dengan monitor berukuran besar yang menampilkan video animasi Blue Moon, Bezos menandai spesifikasi dan kemampuan sang robot lander. Ia menyatakan bahwa Blue Moon telah melakukan sesuatu di Bulan selama tiga tahun terakhir.
Dikutip Telset.id, Minggu (12/5/2019), Bezos menggambarkan Blue Moon seperti lander besar yang bisa mendarat di tanah secara tepat dengan estimasi 3,6 metrik ton di permukaan Bulan. Blue Moon bahkan bisa mendarat 6,5 metrik ton serta mengangkut berbagai muatan.
{Baca juga: Virgin Galactic Uji Coba Bawa Penumpang ke Luar Angkasa}
Blue Moon akan ditenagai mesin hidrogen cair berkinerja tinggi yang akan banyak membantu saat mendarat di Bulan. Menggunakan hidrogen cair sebagai bahan bakar akan memungkinkan Blue Moon mendapatkan hidrogen dari air di Bulan untuk mengisi bahan bakar.
Bezos menambahkan, Blue Moon akan menggunakan Lidar yang berfungsi mendeteksi fitur permukaan di Bulan agar mendarat secara aman. Sekadar informasi, misi tersebut bertujuan mendukung upaya pemerintah AS untuk kembali ke Bulan pada 2024 mendatang.
Beberapa waktu lalu, kapsul luar angksa milik Bezos, Blue Origin, lepas landas dari fasilitas peluncuran di Texas Barat, Kamis (1/5/2019) pagi waktu setempat. Blue Origin membawa 38 muatan sejauh lebih dari 62 mil atau 100 kilometer melewati garis Karman.
{Baca juga: Blue Origin Siap Lepas Landas Bawa 38 Muatan}
Muatan yang diangkut meliputi beberapa karya ilmiah, termasuk demonstrasi teknologi medis baru untuk mengobati paru-paru. Ada pula alat percobaan untuk menguji fluktuasi suhu dalam gaya berat mikro yang dirancang oleh siswa sekolah menengah Alabama.
Bezos telah menambah nilai investasi untuk proyek misi luar angkasa Blue Origin pada 2019. Ia rela merogoh kocek sebesar USD 1 miliar atau lebih kurang Rp 15,2 triliun untuk pengembangan perusahaan antariksa miliknya itu. Mereka akan mengeksplorasi luar angkasa. [SN/IF]