JAKARTA – Berawal dari hobi akan permainan pesawat terbang seperti helikopter, membuat Frank Wang Tao berhasil menembus 100 orang terkaya sejagat. Bagi Anda yang tengah menggilai drone, tentunya tahu drone merek Phantom. Yup, Frank adalah pembuat drone kesohor itu.
Drone tengah mencuri perhatian banyak orang. Tak sekadar hobi, kini drone bahkan sudah banyak dimanfaatkan untuk mendukung keperluan lain, termasuk bagi kami awak media dalam menjalankan peliputan.
Terus melambungnya tren drone di dunia, telah membuka peluang bisnis baru yang menggiurkan. Kabar ini bukan isapan jempol belaka, karena seorang pemuda asal Tiongkok bernama Frank Wang Tao sudah membuktikannya. Tak main-main, drone telah mengantarkan Frank menjadi miliarder muda versi majalah kenamaan, Forbes.
Frank adalah pendiri sekaligus pemilik DJI Innovations, yang kini diklaim sebagai produsen drone terbesar di dunia. Lewat perusahaan yang dirintisnya ini, Frank berhasil membuat produk drone dengan merek Phantom.
Drone yang dulunya sebatas hobi bagi Frank, kini berubah menjadi tambang duit bagi pemuda berusia 34 tahun tersebut. Kesuksesan DJI Innovations menguasai pasar bisnis drone membuat Frank diperkirakan memiliki harta mencapai USD 3,6 miliar atau sekitar Rp 48 triliun. Dengan kekayaan sebanyak itu, Forbes menempatkan Frank di posisi ke-54 dari 100 orang terkaya dunia di bidang teknologi.
Bisnis DJI Innovations kian menggurita. Menurut riset Frost & Sullivan, DJI Innovations kini menguasai 70% market share di bisnis drone untuk consumer. Tahun ini, nilai penjualan mereka diperkirakan mencapai USD 1 miliar, atau naik dari USD 500 juta di tahun 2014.
Bulan Mei lalu, DJI Innovations menerima suntikan dana sebesar USD 75 juta dari Accel Partners, sehingga menjadikan perusahaan yang berkantor pusat di Shenzen ini sekarang bernilai sekitar USD 8 miliar.
Drone merek Phantom yang dibuat DJI Innovations kini menjadi drone paling populer di seluruh dunia. Menurut Forbes, saat ini sekitar 30% pendapatan DJI Innovations berasal dari Amerika Serikat, 30% dari Eropa, 30% dari Asia, dan sisanya dari Amerika Latin dan Afrika.
Lanjut ke halaman berikutnya