Telset.id, Jakarta – Kejadian pembobolan data pribadi 1,5 juta warga Singapura oleh hacker alias peretas rupanya sangat membekas di hati Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Dia bahkan berjanji akan menggandakan keamanan dunia maya (cybersecurity) di negara tersebut, menyusul transformasi digital untuk menjadikan Singapura sebagai Smart Nation.
PM Lee menilai keamanan siber merupakan syarat penting bagi negara untuk mendapatkan manfaat dari teknologi digital dan dunia yang lebih terhubung. Karenanya, peningkatan penjagaan di sektor ini (siber) pun dirasa perlu. Disamping meningkatkan kemampuan teknologi informasi (TI) di negara tersebut.
Salah satu caranya adalah dengan merekrut para ahli yang sama andalnya dengan mereka yang ada di perusahaan-perusahaan teknologi papan atas seperti Google, Netflix, Dropbox, Slack dan Go-Jek.
Baca Juga : Facebook Dirikan Data Center di Singapura
“Kami ingin professional TI berbakat mempertimbangkan Singapura, sama seriusnya dengan salah satu dari perusahaan-perusahaan ini,” ujar PM Lee dalam pidatonya di konferensi GovTech, seperti dilansir channelnewsasia, Rabu (3/10/2018)
Untuk menarik minat para insinyur berbakat ini, Singapura disebut-sebut bakal membuat penawaran menarik, terutama dari segi pendapatan.
Tak tanggung-tanggung, negara ini bakal merombak skema gaji di bidang IT hanya untuk menarik minat para professional seperti arsitek solusi cloud, spesialis keamanan siber, para teknisi senior dan ahli teknologi dalam pelayanan publik.
Dengan meningkatkan kemampuan TI secara internal, PM Lee berharap negaranya tidak akan selalu tergantung bantuan konsultan asing. Para ahli TI tersebut nantinya akan membentuk tim khusus yang akan merombak sistem di berbagai organisasi yang sudah ada.
Baca Juga : Universitas Di Singapura Ini Siapkan Dana Rp 281 Miliar Untuk Bangun Startup Teknologi
“(Serangan siber SingHealth) adalah pengingat yang keras bahwa dunia maya bukanlah lingkungan yang ramah, dan kami harus melakukan jauh lebih baik dalam menjaga sistem TI dan data kami tetap aman,” tambahnya.
Dia mengakui insiden peretasan yang dialami Singapura beberapa waktu lalu juga mengungkap kelemahan dan penyimpangan internal dalam sistem dan organisasi TI negara. Kondisi ini dinilai tak bisa dibiarkan dan harus segera diperbaiki dengan meningkatkan kemampuan SDM dan merekrut para ahli dari luar negeri. [WS/IF]
Sumber : Channelnewsasia