Telset.id, Jakarta – Anggota Biro Sentral Komite Politik sekaligus Direktur Kantor Komisi Luar Negeri Komisi Sentral Partai Komunis China, Yang Jiechi, membela Huawei. Sebelumnya, perusahaan yang berbasis di China ini disindir oleh Wakil Presiden AS Mike Pence, pada Konferensi Keamanan Munich ke-55.
Dikutip Telset.id dari Straitstimes, Senin (18/2/2019), Pence menyebut Huawei sebagai ancaman bagi keamanan nasional. Ia meminta kepada sekutu Washington untuk melarang perusahaan mengembangkan infrastruktur nirkabel 5G selama pertemuan.
Sebagai tanggapan, Yang memuji tinggi Huawei karena bekerja sama sangat erat dengan negara-negara Eropa. Ia menegaskan, hukum China tidak mengharuskan perusahaan memasang backdoors atau mengumpulkan intelijen. “Semua harus bekerja bersama,” ucapnya.
{Baca juga: Regulasi Teknologi 5G di Inggris Bikin Huawei “Mati Kutu”}
Yang juga menegaskan kembali dukungan China untuk multilateralisme. Ia mengatakan bahwa China selalu mempromosikan perdamaian dunia dan mendesak AS untuk mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai oleh dua kepala negara.
Tahun ini menandai peringatan 40 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara China dan AS. Sejak mendiang Presiden Richard Nixon, Ketua Mao Zedong, serta Perdana Menteri Zhou Enlai membuka pintu bagi pertukaran China-AS. Hubungan dua negara berkembang.
Terkait perbedaan dan gesekan ekonomi dan perdagangan China-AS, Yang mengatakan bahwa negaranya bersedia untuk menyelesaikan melalui kerja sama, tetapi dengan prinsip-prinsip. Baru-baru ini, ia berujar, tim bisnis China-AS telah melakukan konsultasi intensif.
{Baca iuga: Asosiasi GSM Bakal Ikut Boikot Huawei?}
Ia pun berharap, kedua belah pihak akan terus melakukan upaya bersama guna mendorong kesepakatan saling menguntungkan. Tentang ketidakseimbangan perdagangan, Yang mengatakan penyebabnya sangat kompleks, khususnya terkait kontrol ekspor AS ke China. [SN/IF]