Telset.id, Jakarta – Tim peneliti asal Cornell University mengembangkan nanobaterai yang mampu isi ulang daya perangkat elektronik hanya dalam waktu lima detik. Mereka cuma mendesain ulang baterai biasa yang memiliki anoda dan katoda di kedua ujungnya.
Dilaporkan Brink Wire, baterai standar tersebut diubah menjadi komponen yang saling terjalin dalam bentuk struktur 3-D Gyroidal. Perubahan desain itu menjadikan baterai memiliki pori-pori berukuran nano dengan elemen berisi energi sekaligus berperan sebagai pengirim daya.
“Benda ini benar-benar baterai revolusioner. Arsitektur tiga dimensi tersebut mengeliminasi kehilangan suara di perangkat pengguna,” ujar Ulrich Wiesner, profesor jurusan teknik Cornell University.
Dimensi yang disusutkan dari domain interpenetrasi di baterai itu menurun hingga skala nano dan membuat kepadatan energi dalam magnitut yang lebih tinggi. Dampaknya, energi bisa masuk sangat cepat, berkali-kali lebih cepat ketimbang baterai biasa.
Di baterai tersebut terdapat karbon tipis yang memiliki ribuan pori-pori berukuran 40 nanometer. Karbon tipis itu berfungsi sebagai anoda baterai yang membangkitkan arus positif.
Baca juga: Tak Cuma Gadget, Baterai Ini Juga Bisa Starter Mobil
Baterai inovasi para peniliti dilapisi separator setipis 10 nanometer yang mengisolasi sekaligus mengonduksikan ion dan menghasilkan lapisan separator nan rapat. Kalau lapisan tak rapat, bakal terjadi kerusakan masif semisal kerusakan perangkat ponsel atau laptop.
Materi pembuat katoda baterai terbuat dari sulfur. Sulfur mampu menerima elektron tetapi tidak menjadi penghantar listrik. Bagian belakang pori juga dilapisi polimer penghantar listrik. Namun demikian, para peniliti masih terus menyempurnakan baterai tersebut sebelum didaftarkan patennya.
Sumber: en.brinkwire.com
