AS Bangun Pasar Data Pribadi untuk Intelijen, Ancaman Privasi Global

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Table of contents [hide]

Telset.id – Komunitas intelijen Amerika Serikat berencana membangun pasar data pribadi yang dapat diakses berbagai lembaga spy. Rencana ini terungkap melalui dokumen kontrak yang dilaporkan The Intercept.

Konsep yang disebut “Intelligence Community Data Consortium” ini akan menggunakan alat AI untuk menyaring data pribadi warga yang dikumpulkan broker data. Data tersebut mencakup informasi lokasi tepat, perilaku, hingga keyakinan politik dan agama.

Kantor Direktur Intelijen Nasional sebelumnya mengakui data semacam ini “bisa memfasilitasi pemerasan, penguntitan, pelecehan, dan penghinaan publik.” Praktik ini memanfaatkan celah hukum privasi AS yang memungkinkan pemerintah memantau pergerakan warga tanpa surat perintah.

Upaya larangan pembelian data komersial oleh pemerintah pernah diajukan tahun lalu melalui undang-undang “Fourth Amendment Is Not For Sale Act.” Namun, proposal ini ditolak Senat yang saat itu dikendalikan Partai Demokrat.

Laporan WIRED menunjukkan data semacam ini juga memungkinkan musuh AS memantau pergerakan personel militer dan intelijen, termasuk di sekitar fasilitas sensitif seperti penyimpanan senjata nuklir.

Ancaman Keamanan Global

Kasus ini menambah daftar panjang masalah keamanan siber global pekan ini. Otoritas AS, Eropa, dan Jepang mengumumkan penghentian operasi malware Lumma yang mencuri informasi sensitif termasuk detail dompet kripto.

Microsoft Digital Crime Unit membantu operasi ini dengan menutup 2.300 URL infrastruktur Lumma. Sementara itu, basis data misterius berisi 184 juta catatan terkait perusahaan teknologi besar juga ditutup setelah ditemukan peneliti keamanan Jeremiah Fowler.

AS juga menuntut 16 warga Rusia atas operasi malware DanaBot yang digunakan untuk serangan ransomware hingga spionase. Dalam perkembangan terpisah, terungkap bagaimana seorang venture capitalist membantu mengaktifkan internet satelit Starlink untuk Israel pasca serangan Hamas 7 Oktober 2023.

Di tengah ancaman ini, aplikasi Signal memperkenalkan fitur baru untuk memblokir screenshot oleh fitur Recall Microsoft. Langkah ini dinilai penting untuk melindungi privasi pengguna di tengah meningkatnya pengawasan digital.

Kasus pasar data AS ini memperkuat pentingnya regulasi perlindungan data global. Seperti diungkap dalam laporan Telset sebelumnya, ancaman terhadap privasi terus berkembang seiring kemajuan teknologi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI