Jakarta – Beberapa waktu lalu Edward Snowden membuat heboh dunia karena mengungkap aktifitas mata-mata yang dijalankan National Security Agency (NSA) yang melibatkan beberapa perusahaan raksasa teknologi, seperti Apple, Google, Microsoft, Yahoo, Facebook dan Twitter.
Dalam dokumen yang diungkap Snowden, NSA dituding melakukan aksi mata-mata dan pencurian data pengguna internet di seluruh dunia. Para raksasa teknologi tersebut dilaporkan telah bekerjasama dengan NSA untuk memberikan data pengguna secara diam-diam, tanpa sepengetahuan penggunanya.
Merasa tersudutkan dengan pemberitaan tersebut, Apple dan sejumlah perusahaan teknologi besar lain dikabarkan akan mengubah kebijakan privasi mereka terkait keamanan data users yang kemungkinan dicolong NSA.
Apple, Microsoft , Facebook, Yahoo, dan Google dikabarkan mulai memperbarui kebijakan mereka untuk memperluas pemberitahuan kepada pengguna saat data mereka diambil pihak pemerintah untuk keperluan investigasi.
Apple menyatakan telah membuat sebuah kebijakan baru yang berisi tentang pemberitahuan kepada penggunanya jika ada indikasi NSA coba mencuri data di iPhone atau iPad Anda. Sementara Yahoo disebutkan akan mengumumkan perubahan serupa pada bulan Juli mendatang.
“Akhir bulan ini, Apple akan mengupdate kebijakannya sehingga di banyak kasus saat pihak pemerintah meminta informasi personal terkait seorang konsumen, maka konsumen tersebut akan menerima sebuah notifikasi dari Apple,” jelas juru bicara Apple, Kristin Huguet, yang dikutip telsetNews dari The Washington Post, Jumat (2/5/2014).
Rencana kebijakan baru dari sejumlah perusahaan teknologi ini bukan tidak mendapat pertentangan. Departemen Kehakiman AS misalnya yang menyatakan ketidaksetujuannya dengan rencana tersebut. Alasannya, kebijakan baru tersebut akan mengancam penyelidikan dan menempatkan korban kejahatan dalam bahaya yang lebih besar.
Namun penolakan itu dianggap kurang tepat oleh sejumlah perusahaan teknologi, yang mengatakan perubahan kebijakan privasi tidak mempengaruhi permintaan data yang telah disetujui oleh pihak pengadilan, yang secara otomatis dirahasiakan oleh hukum.
Apple dkk menyatakan bahwa kebijakan baru itu memiliki sejumlah perkecualian. Sebagai contoh, jika seorang calon korban benar-benar telah ada di situasi berbaya, terutama jika menyangkut keamanan seorang anak. Meski demikian perkecualian ini harus ditentukan oleh hakim, bukan oleh pengacara perusahaan atau NSA.[HBS]