Telset.id, Jakarta – Sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa Google telah membayar Apple sebanyak USD 12 miliar atau sekira Rp1 77,7 triliun supaya tetap menjadi mesin pencari default di Safari.
Banyak sekali uang yang Apple hasilkan hanya dari Google. Namun begitu, perusahaan asal Cupertino ini tampaknya berpikir bahwa dalam jangka panjang lebih baik membuat mesin pencari sendiri. Dengan begitu, mereka tak perlu lagi bermitra dengan Google.
Sesuai laporan Financial Times, seperti dikutip Telset dari Ubergizmo, Apple ingin membangun mesin pencari sendiri untuk mengurangi ketergantungan kepada Google dan jadi lebih mandiri.
{Baca juga: Google Bayar Apple Rp 176 Triliun Biar Eksis di iPhone}
Plus, ada juga pengawasan antimonopoli yang dihadapi Apple yang mendorong perusahaan untuk menciptakan mesin pencari sendiri. Namun, banyak pihak tidak yakin Apple bisa membuatnya sebagus Google.
Sekadar informasi, Apple sebenarnya telah menggunakan bit dari mesin pencari di produk sendiri yang sudah ada, yakni Today View. Today View menunjukkan daftar hasil pencarian oleh Apple, bukan Google.
Dan patut dicatat, Google memiliki data dan pengalaman bertahun-tahun dalam hal mesin pencarian. Google bahkan terus meningkatkan dan menyempurnakan mesin pencari sehingga banyak dipakai.
Microsoft dan Bing, yang sudah lama bermain di ranah itu, pun tak sanggup menggusur dominasi Google.
{Baca juga: Google dan Apple Sepakat Bikin Aplikasi untuk Atasi Covid-19}
Untuk diketahui, Google Search (atau Google Web Search) hingga saat ini masih menjadi mesin pencari yang paling banyak digunakan di dunia maya. Sekian ratus juta kueri dimasukkan setiap harinya oleh para peselancar web melalui berbagai macam layanan yang disediakan.
Mesin pencari Google awalnya dikembangkan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada tahun 1997. Setidaknya ada 22 fitur istimewa selain pencarian kata,yaitu sinonim, ramalan cuaca, zona waktu, pergerakan saham, peta, data gempa, jadwal bioskop, bandar udara, daftar rumah, dan skor olahraga. [SN/IF]