Telset.id, Jakarta – Tren teknologi dan gaya hidup digital membuat semua gadget akan terhubung ke jaringan Internet, supaya bisa dipergunakan untuk bekerja, mencari hiburan dan mengolah data. Angka koneksi tersebut semakin meningkat, seiring dengan penetrasi perangkat internet (IoT), 5G dan kecerdasan buatan (AI).
“Apapun kini perlu terkoneksi jaringan dan angkanya makin berlipat. Pengguna kini tak lagi hanya terkoneksi melalui laptop maupun komputer destop saja, melainkan juga melalui perangkat bergerak lainnya,” ujar Vice President and Managing Director, SEAK, VMware Sanjay K Desmukh di Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Dia merujuk pada data jumlah pengakses internet di Indonesia yang mencapai 104,96 juta orang, dengan angka penetrasi daring mencapai diatas 50 persen. Angka ini diproyeksi melesat hingga 133,39 juta pada tiga tahun mendatang atau 2021 seiring tren peningkatan penggunaan gadget di berbagai daerah.
Peningkatan yang pesat itu juga didorong rencana pemerintah untuk menggenjot penetrasi pita lebar hingga 100 persen di Kawasan perkotaan dan 52 persen untuk Kawasan perdesaan dengan rentang kecepatan 1 Mbps, seperti yang tertuang dalam Rencana Pita Lebar Indonesia 2014-2019.
“Peningkatan ini ditambah gencarnya upaya perusahaan untuk menyediakan lebih banyak akses ke pengguna melalui berbagai macam perangkat, telah membuat kompeksitas pada jaringan dan bangunan keamanan internet mereka, seiring banyaknya perusahaan yang beralih dari data center terpusat ke aplikasi-aplikasi yang terdistribusi secara hiper,” imbuh dia.
Untuk mengantisipasi kelancaran jaringan atau aliran data berbagai perangkat tersebut, Sanjay menyatakan perlu dibangun sebuah pondasi jaringan yang tepat agar perusahaan-perusahaan di Indonesia siap mengantisipasinya. Upaya ini diyakini akan bisa membuat perusahaan memanfaatkan berbagai peluang yang muncul di berbagai sektor.
“Dengan makin melimpahnya data dan aplikasi yang ditempatkan di segala lini, agar mampu mendukung bisnis denga baik, maka perusahaan tidak bisa lagi hanya bergantung pada jaringan berbasis peranti keras yang hanya digelar di dalam data center mereka. Untuk itu butuh pondasi digital yang dibangun diatas teknologi tinggi seperti VMware yang beroperasi dalam skala global,” kata dia.