Prinsip kerja OpenBTS
Prinsip kerja USRP dalam OpenBTS ini kira-kira seperti sound card pada komputer. Sebuah sound card harus diprogram agar mengeluarkan sinyal audio. Begitupun dengan USRP, yang diprogram agar mengeluarkan sinyal frekuensi radio selular. Selain sinyal selular, USRP ini bisa diatur untuk mengeluarkan sinyal AM, FM, ataupun sinyal TV. Semua sinyal itu diprogram melalui software. Inilah yang menyebabkan OpenBTS bisa dirakit dengan harga yang murah. Karena pemancarnya diatur lewat software.
Jangkauan OpenBTS versi minimal ini hanya 5 sampai 10 meter saja. Karena, konsumsi listriknya hanya 100 mili watt. Jika daya amplifier-nya diganti menjadi 10 watt, seharga Rp 120 juta (belum termasuk ongkos kirim), jangkauannya bisa mencapai 5 kilometer lebih. Bandingkan dengan BTS yang harus dibangun operator seluler yang mencapai 2-3 miliar rupiah.
Penerapan OpenBTS
Penerapan pertama dari OpenBTS adalah ketika dipasang di sebuah negara kecil yang bernama Niue pada 2010 silam. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara telekomunikasi mobile. Struktur biaya OpenBTS sangat cocok untuk Niue yang sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station GSM konvensional.
Sementara di Indonesia sejumlah pihak di Indonesia telah melakukan penelitian dan pemanfaatan OpenBTS secara terbatas. Misalnya, yang dilakukan oleh Yayasan Air Putih yang menyediaan infrastruktur komunikasi saat gawat darurat bencana. OpenBTS juga sudah terbukti dapat melayani telekomunikasi rakyat di Wamena, Papua sejak tahun 2014 yang dibangun oleh Kurtis Heimerl.
Juga penggiat teknologi Onno Purbo yang giat memperkenalkan teknologi OpenBTS dengan menerbitkan buku tentang OpenBTS dan kerap mendorong sejumlah perguruan tinggi untuk memiliki laboratorium OpenBTS guna praktikum mahasiswa. [HBS]